Jokowi Buka Sidang Kedua IPPP 2024 Jelang 88 Hari Pemerintahannya Berakhir

Jokowi Buka Sidang Kedua IPPP 2024 Jelang 88 Hari Pemerintahannya Berakhir

Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Sidang Kedua Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) 2024 --BPMI Setpres

JAKARTA, DISWAY.ID - Menjelang 88 hari pemerintahannya berakhir, Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Sidang Kedua Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) 2024 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Kamis, 25 Juli 2024. 

Dalam sambutannya, Kepala Negara menyampaikan apresiasi terhadap kemitraan parlemen Indonesia-Pasifik.

“Saya sangat menghargai, saya sangat mengapresiasi kemitraan parlemen Indonesia Pasifik sebagai sebuah inisiatif strategis untuk memperkuat kemitraan di Pasifik,” ujar Jokowi.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Berikan Golden Visa Kepada Shin Tae-Yong

Presiden juga menekankan pentingnya inisiatif strategis dalam memperkuat hubungan dan kerja sama di kawasan Pasifik. 

Menurut Jokowi, kemitraan parlemen sangat krusial dalam menghadapi tantangan global yang sedang dihadapi saat ini.

“Kerja sama parlemen dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman, untuk berbagi best practice dalam mencari solusi bersama karena parlemen adalah jembatan antara aspirasi rakyat dan kebijakan publik,” ungkap Jokowi.

BACA JUGA:Heru Budi: Jokowi Mulai Ngantor di IKN Mulai 28 Juli Mendatang

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut menyoroti tiga sektor penting yang perlu penanganan segera melalui kerja sama parlemen. 

Sektor pertama terkait perubahan iklim, dimana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan terjadinya kenaikan permukaan air laut yang dapat menjadi ancaman besar bagi kawasan Pasifik.

“Diperlukan penguatan advokasi parlemen untuk memitigasi hal ini dengan adaptasi kebijakan serta peningkatan kerjasama infrastruktur dan lingkungan,” ucap Jokowi.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Bersama Gibran Melayat ke Rumah Duka Almarhum Hamzah Haz

Sektor kedua terkait ekonomi biru yang merupakan potensi besar kawasan Pasifik. 

Bahkan, Bank Dunia menyebutkan bahwa sektor ekonomi biru berpotensi menyumbang hingga 10 persen PDB jika dikelola secara berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: