Menyingkap Akar Politik Paternalistik di Indonesia: Sebuah Tantangan Bagi Demokrasi

Menyingkap Akar Politik Paternalistik di Indonesia: Sebuah Tantangan Bagi Demokrasi

Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Antonius Benny Susetyo-BPIP-

Sistem nilai yang objektif harus dibangun untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama berdasarkan kemampuan dan prestasi mereka. Ini termasuk memiliki mekanisme yang jelas untuk menilai dan menghukum pelanggaran etika.

Hanya dengan demikian kita bisa memastikan bahwa etika dan integritas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

BACA JUGA:15 Menit

Implementasi etika dan meritokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Budaya politik yang paternalistik, korupsi, dan kurangnya kesadaran masyarakat adalah beberapa faktor utama yang harus diatasi.

Untuk mengatasi tantangan ini, kita perlu bekerja sama dan berkomitmen untuk membangun sistem yang adil dan transparan. Kita bisa mengambil pelajaran dari negara lain yang telah berhasil mengimplementasikan etika dan meritokrasi dalam penyelenggaraan negara.

Misalnya, negara-negara Skandinavia dikenal dengan sistem politik yang transparan dan adil, serta memiliki tingkat korupsi yang rendah. Kita bisa belajar dari pengalaman mereka dan menerapkan praktek-praktek terbaik di Indonesia.

Etika dan integritas bukan hanya masalah nasional, tetapi juga masalah global. Dalam dunia yang semakin terhubung, kita harus bekerja sama dengan negara lain untuk menegakkan standar etika yang tinggi. Ini termasuk dalam berbagi informasi.

 

*) Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: