KAI Commuter Terus Tekan Pelecehan Seksual di KRL, Ciptakan Moda Trasportasi yang Aman

KAI Commuter Terus Tekan Pelecehan Seksual di KRL, Ciptakan Moda Trasportasi yang Aman

Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal mengatakan bahwasanya saat ini KRL menjadi salah satu moda transportasi publik favorit masyarakat.-Sabrina Hutajulu-

JAKARTA, DISWAY.ID - KAI Commuter terus mensosialisasi dan mengkampayekan anti kekerasan seksual di KRL.

Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal mengatakan bahwasanya saat ini KRL menjadi salah satu moda transportasi publik favorit masyarakat.

Hal ini karena KRL dinilai sangat cepat dengan harga yang terjangkau.

"KRL saat ini paling populer dan banyak digandrungi masyarakat, karena harganya terjangkau dan cepat serta performance bagus," kata Broer pada kegiatan 'Sosialisasi Setop Pelecehan di Transportasi Publik' di di area Stasiun BNI City, Senin 2 September 2024.

BACA JUGA:Dorong Pertanian Berkelanjutan, Milenial Petrokimia Gresik Gali Aspirasi dan Kampanyekan Pemupukan Berimbang di Sentra Bawang Putih Tawangmangu

BACA JUGA:Jelang Indonesia vs Arab Saudi, Shin Tae-yong Pesimis, Kita Akan Berusaha Maksimal!

Dikatakan Broer, tingginya volume penumpang KRL justru dimanfaatkan oknum tak bertangungjawab untuk melampiaskan kelainannya, salah satuna kekerasan seksual.

Untuk itu, KAI Commuter melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengurangi tindak kekerasan seksual di KRL.

"Dari data base kami, ternyata ada banyak oknum yang memanfaatkan KRL kami untuk melampiaskan kelainannya, salah satunya kekerasan seksual," kata Broer.

BACA JUGA:Harga Beras di Sejumlah Daerah Naik, Ini Langkah Bapanas

BACA JUGA:Mimpi Andra Soni Jika Terpilih Jadi Gubernur Banten: Buku dan Seragam Sekolah Kami Sediakan

"Untuk itu Kami melakukan banyak upaya dan langkah dalam rangka kurangi kekerasan seksual di KRL," lanjutnya.

Broer menyebut, dari akumulasi data laporan KAI Commuter pada tahun 2024, tindak pelecehan seksual yang berhasil ditangkap tangan oleh petugas baik di stasiun ataupun di commuter line sepanjang Januari hingga Agustus sebanyak 30 kasus.

Sedangkan laporan masuk melalui media sosial di angka 13 kasus.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads