KAI Commuter Tandai Wajah Pelaku Pelecehan di KRL, Gak Bakalan Bisa Naik KRL Lagi

KAI Commuter Tandai Wajah Pelaku Pelecehan di KRL, Gak Bakalan Bisa Naik KRL Lagi

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan bahwasanya pihaknya akan mendukung apapun keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan terkait tarif KRL berbasis NIK.-Sabrina Hutajulu-

JAKARTA, DISWAY.ID - KAI Commuter siap menindak tegas siapapun yang melakukan aksi pelecehan seksual di dalam gerbong kereta maupun area stasiun.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menegaskan bahwa pihaknya kini telah memasang CCTV analitik yang tersebar di area stasiun guna menandai wajah pelaku.

Untuk itu, Joni meminta kepada pelanggan yang menjadi korban, untuk berani lapor dan bersuara, agar KAI Commuter bisa mengambil langkah tegas.

BACA JUGA:Market Value Mees Hilgers Ternyata Lebih Mahal Dibanding Skuad Malaysia-Thailand

BACA JUGA:Nilai Kontrak Mess Hilgers Gak Kaleng-kaleng, Tertingi Disemua Pemain Malaysia, Thailand hingga Vietnam

"Kami menjelaskan bahwa apabila terjadi kasus pelecehan seksual di KRL, kami mengimbau agar korban melapor dan bersuara, agar kita tau dan atisipasi," kata Joni di Jakarta Pusat Minggu 8 September 2024.

"Sebab, apabila si pelaku tersebut dilaporkan dan (pelakunya) dapat, itu mereka ketangkap dengan datanya itu CCTV analitik kita," tambah Joni.

Sehingga lanjut Joni, pelaku tidak bisa lagi naik KRL maupun masuk ke area stasiun karena sudah terekam di pusat kontrol.

BACA JUGA:Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, Ketahui Sasaran Usia Pemberian Vaksin DBD

BACA JUGA:7 Calon Berebut Kursi Rektor di Pilrek UI 2024, Didominasi Para Dekan

"Ketika yang berikutnya bersangkutan naik KRL lagi itu sudah tidak bisa. Karena dia sudah terekam, dan di pusat kontrol kita itu tau bahwa, ini orang yang berbuat tidak baik, atau melakukan kekerasan seksual itu bisa terbaca," tandas Joni.

Sementara itu, dari akumulasi data laporan KAI Commuter pada tahun 2024, tindak pelecehan seksual yang berhasil ditangkap tangan oleh petugas baik di stasiun ataupun di commuter line sepanjang Januari hingga Agustus sebanyak 30 kasus. 

Sedangkan laporan masuk melalui media sosial di angka 13 kasus. 

BACA JUGA:Beraksi di Pagedangan dan Curug, 10 Tersangka Pelaku Curanmor serta Penadah Ditangkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads