Puluhan Pasukan Wagner Dibantai di Mali, Beberapa Lainnya Jadi Tahanan Pemberontak Tuareg

Puluhan Pasukan Wagner Dibantai di Mali, Beberapa Lainnya Jadi Tahanan Pemberontak Tuareg

Puluhan pasukan Wagner dibantai di Mali dalam sebuah pertempuran yang mematikan dengan pasukan pemberontak Tuareg.-tangkapan layar X@The_War_Watcher-

JAKARTA, DISWAY.ID – Salah satu pasukan yang siap bertempur untuk Rusia mengalami nasib naas di Mali beberapa waktu lalu.

Puluhan pasukan Wagner dibantai di Mali dalam sebuah pertempuran yang mematikan dengan pasukan pemberontak Tuareg.

Para anggota pasukan Wagner tersebut diketahui terdiri anggota yang sempat ditugaskan di Ukraina, Libya, dan Suriah.

Selumnya dikatakan bahwa pasukan Wagner hilang dan akhirnya terungkap bahwa mereka mengalami kekalahan saat menghadapi pasukan Tuareg.

BACA JUGA:Nih, Tampang Maling Tas Dimas Drajad yang Beraksi Saat Timnas Latihan: Terancam 5 Tahun Penjara!

BACA JUGA:Penumpang Terus Melonjak, Eskalator dan AC di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Para pasukan tentara bayaran Rusia ini bekerja untuk junta militer yang bertugas untuk menahan separatis dan cabang kuat ISIS dan Al Qaeda di seluruh wilayah Sahel, baik di Mali, Burkina Faso, dan Niger.

Pihak pejabat wilayah tersebut mengungkapkan bahwa dengan kekalahan Mali menimbulkan keraguan apakah Moskow, yang telah mengakui mendanai Wagner akan lebih baik daripada pasukan Barat dan PBB.

Reuters melansir bahwa pasukan Wagner yang dibantai di Mali mencapai puluhan dan sebanyak 23 hilang.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Beberkan Alasan Sahroni Mundur dari Tim Sukses Rido

BACA JUGA:RK-Suswono: Nasihat Sutiyoso Akan Membantu Tangani Masalah Jakarta

Selain itu juga disampaikan bahwa terdapat dua lainnya ditawan oleh suku Tuareg setelah penyergapan di dekat Tinzaouaten yang merupakan sebuah kota di perbatasan Aljazair.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial terlihat mayat pasukan Wagner bergelimpangan dan terlihat juga salah satunya masih hidup yang akhirnya di eksekusi oleh pihak Tuareg.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri, dan Wagner tidak memberikan tanggpan atas peristiwa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: