WEC 6 Hours of Fuji Tambah Seru Ada Rossi
Dewo Pratomo dan Azrul Ananda foto di depan sirkuit Fuji Speedway.--
Saya mau tanya apa aja dia sudah siap jawaban. Tanya soal balapan, film, ekonomi, sosial budaya, politik, bisnis, buku termasuk soal makanan.
BACA JUGA:Memotret WEC, Hoki Gunung Fuji
Bersama Aza mempersiapkan podcast dadakan Mainbalap.--
Saya tertarik penjelasannya soal makanan di Jepang.
Konon semua dikerjakan dengan hati. Mulai memelihara, merawat, memanen, hingga menjaga bahan baku tetap berkualitas tinggi.
Intinya, bahan baku masakan adalah bahan baku kualitas tinggi sehingga tidak membutuhkan bumbu berlebihan.
Bahkan cara memasaknya selain dengan hati juga memasukan unsur seni bernilai tinggi. Tidak mustahil hasil masakannya lezat sekali dengan tampilannya yang memikat hati.
Itu baru soal sarapan, belum kopinya. Hmmmm tah lah.
Soal penuhnya hotel di sini menurut hemat saya, ada dua faktor.
Pertama, beberapa tim baru ikut gelaran WEC tahun ini. Dengan begitu kebutuhan hotel banyak. Terutama untuk menginap mekanik dan staf tim.
Kedua, ternyata sama dengan Indonesia, di Jepang juga lagi harpitnas (hari kejepit nasional). Di negara kita yang mayoritas muslim memperingati Maulid Nabi, dan di sini semacam hari peringatan untuk para Orang Tua.
Hari pertama kami liputan (Sabtu 14 September 2024), jadwal kami lumayan padat. Kami harus datang pagi-pagi ke sirkuit. Yang wajib dilakukan adalah mengurus persyaratan liputan, memilih meja, meliput acara pit walk, kualifikasi dan membuat vlog di muesum Fuji Speedway.
Ketika masuk area paddock kami sudah disambut seorang fans yang membawa tulisan Selamat Datang di Negeri Samurai.
Salah satu fans asal Jepang yang membawa tulisan 'Welcome to Samudra Country'.-Dewo Pratomo-
Saya pun berseloroh ke teman-teman Selamat Datang di Negeri SOP (Standar Operasional Prosedur). SOP baik aturan negara maupun budaya. Dan inilah yang membuat Jepang tertib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: