Marak Penculikan Anak, KPAI: Lepasnya Perhatian Orang Dewasa di Rumah, Sekolah, dan Lingkungan
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jasra Putra -Disway/Annisa Amalia Zahro-
BACA JUGA:Beda Keterangan dengan Polisi, KPAI Sebut Ada 7 Pelajar Ditangkap saat Demo di DPR
BACA JUGA:KPAI Minta Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja Dihapus
Ia pun mengingatkan bahwa peran sekolah tidak hanya fokus pada urusan bisnis pendidikan saja.
"Sebagaimana amanat UU Sisdiknas bahwa 3 komponen ikut bertanggung jawab dalam pendidikan baik sekolah, orang tua dan lingkungan masyarakat," tandasnya.
Sedangkan merekalah yang harusnya merekayasa diri untuk terkoneksi satu sama lain, tidak menyerahkan sepenuhnya ke anak didik.
Kemudian juga paparan industri candu pornografi yang melingkari penyebab beberapa peristiwa penculikan anak, dengan bukti kuat eksploitasi seksual untuk ekonomi.
Bahkan, Satgas Anti Pornografi mengungkap sebanyak 5 juta konten pornografi anak ditemukan online sehingga dapat dikatakan permintaan pasar industri candu kepada korban anak sangat tinggi.
"Saya kira, pertahanan dan edukasi kita kepada anak selalu patah, ketika industri candu bertali temali menjerat anak."
BACA JUGA:Gawat! KPAI Ungkap Banyaknya Daycare di Indonesia Belum Kantongi Izin
BACA JUGA:KPAI Dalami Kasus KDRT Selebgram Intan Nabila
Hal ini juga meliputi sikap manipulatif dari para pelaku yang menyebabkan sekolah, keluarga, maupun lingkungan kecolongan.
"Seperti berjaket jasa ojek online, yang tentu menjadi tidak di curigai."
Selain itu, para pelaku juga memiliki cara masing-masing dalam bersikap manipulatif karena mengetahui kapan beraksi pada jam-jam tertentu etika anak tidak terawasi
"Artinya latar situasi pengasuhan anak di masing-masing keluarga juga menjadi penyebab, seperti jam orang tua bekerja anak tidak terawasi, ketika pulang tidak ada yang menjemput, anak di jalan sendirian. Artinya situasi orang tua atau keluarga perlu dilapisi sekolah dan aktifnya peran lingkungan (seperti RT RW)."
Sehingga, ia menyimpulkan ada pengabaian riwayat pengasuhan, seperti tidak ada yang menjemput, sekolah tidak peduli hal itu, lingkungan membiarkan tidak ikut berperan mendeteksi, yang ujungnya mudahnya anak diculik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: