Marak Penculikan Anak, KPAI: Lepasnya Perhatian Orang Dewasa di Rumah, Sekolah, dan Lingkungan

Marak Penculikan Anak, KPAI: Lepasnya Perhatian Orang Dewasa di Rumah, Sekolah, dan Lingkungan

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jasra Putra -Disway/Annisa Amalia Zahro-

BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Anak di Depok: KPAI Tekankan Perlunya Pemulihan Psikis dan Penguatan Regulasi Perlindungan Anak

BACA JUGA:KPAI Pastikan Usut Kasus Penganiayaan Balita saat Dititipkan di Daycare Depok

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya perhatian terhadap kerawanan pengasuhan ketika anak tidak ada yang menjemput dan pulang sendiri, serta anak di rumah tidak ada yang mengawasi karena orang tua bekerja.

"Jadi rentetan peristiwa dari sekolah, perjalanan pulang sekolah dan lingkungan, yang satu sama lain penyebabnya tidak dapat dipisahkan."

Kemudian, bagaimana negara berperan pada kerawanan penculikan ini juga harus menjadi perhatian.

"Bahwa dari peristiwa penculikan ini, perlunya deteksi kerawanan pengasuhan dari rumah, sekolah, dan lingkungan. Artinya bagaimana negara berperan, hadir dan membantu masyarakat mengisi kekosongan ini. Untuk itulah KPAI terus mengingatkan pentingnya RUU Pengasuhan Anak segera disahkan agar ada sistem yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Dan pembagian peran pengasuhan semesta bisa dilakukan."

Kemudian, sekolah dapat menjadi pusat deteksi pengasuhan anak di rumah. 

BACA JUGA:KPAI Laporkan Hambatan PPDB Jalur Afirmasi di DKI Jakarta, Ini Tanggapan Heru Budi

BACA JUGA:KPAI Tegaskan Kasus Ibu Bawa Anak di Johar Baru Bukan Penculikan, Tak Bisa Dipidana

"Sekolah menjadi pusat assessment berkala atau sewaktu-waktu tentang deteksi situasi pengasuhan anak. Dari hasil assessment tersebut, sekolah juga bisa memetakan dan merekomendasikan untuk orang tua mendapatkan keterampilan pengasuhan, mendorong lingkungan perhatian pada wilayahnya. Sehingga menjadi relasi yang kuat untuk mencegah."

Sehingga ketika lingkungan terjangkiti industri candu, menurutnya, penanaman edukasi untuk perubahan karakter yang diharapkan hanya akan sia-sia.

"Dan anak-anak menjadi sasaran yang paling mudah, baik dari pelaku, produksi industri candu dan anak sebagai sasaran target pemasaran dan dampak."

Oleh karena itu, pihaknya mendorong kesadaran penuh akan peristiwa penculikan, dampak bahaya paparan industri candu yang lebih memilih anak menjadi target dari dampak dan produksi, serta lemahnya deteksi kepada rute anak pulang sekolah dan bermain.

"Jadi banyak faktor yang menyumbang anak menjadi korban atas kelalaian kita semua. Dan kita tahu ketika ini terjadi, mereka yang paling lemahlah yang akan jadi target, yaitu anak dan anak disabilitas," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads