Abdul Mu'ti Ditunjuk Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengamat: Semoga Jadi Angin Segar
Abdul Mu'ti - @abe_muti/Instagram-
"Saya berharap menteri yang baru menetapkan kurikulum sepanjang masa, maksudnya kurikulum tidak perlu ada embel-embel nama, sebut saja kurikulum nasional. Kalau ada namanya, yang terjadi adalah melekat pada orang dan ada egoisme diri. Ini yang tidak baik," tegasnya.
Sedangkan kurikulum nasional akan memperbaiki sisi yang lemah dari kurikulum sebelumnya.
BACA JUGA:9 Tips dan Trik Menjawab Soal TIU SKD CPNS 2024, Referensi Pelamar agar Lulus Seleksi!
BACA JUGA:Raffi Ahmad Masuk List 59 Calon Wamen dan Kepala Lembaga yang Dipanggil Prabowo
Yang tak kalah penting dari itu, ia menyoroti kualitas dan kesejahteraan guru yang tak kunjung usai.
"Ini yang harus diperdebatkan panjang kali lebar, lalu dicarikan jalan keluarnya seperti apa. Ini penting untuk menjamin guru--guru kita semuanya berkualitas dan sejahtera. Jangan seperti sekarang, mereka terdiskriminasi oleh sistem sehingga banyak yang bekerja sampingan, ada yang jadi pemulung, jasa badut, kuli bangunan, dll. Ini sangat memprihatinkan," tambahnya.
Di samping itu juga program pemerintah untuk meningkatan kualitas guru, seperti Guru Penggerak, masih belum bisa dijangkau secara menyeluruh.
"Sekarang ini, program Guru Penggerak masih sangat terbatas dan belum menjangkau semua. Hal ini diperparah dengan ketidakpahaman pemerintah daerah bagaimana peran mereka dalam menjawab soal-soal ini," tandasnya.
BACA JUGA:Temui Prabowo, Hasan Nasbi Ngaku Bakal Diberi Mandat Tak Jauh Dari Jabatan Sebelumnya
Di sisi lain, sekolah dan perguruan tinggi juga masih menjadi barang mahal bagi sebagian besar masyarakat.
"Masih jutaan kasus anak tidak sekolah, ini juga dialami oleh mayoritas anak-anak disabilitas. Pada sisi lain, anak-anak yang sekolah tidak bisa lanjut ke jenjang lebih tinggi karena ijazah mereka ditahan oleh pihak sekolah."
Pembiayaan sektor pendidikan ini masih menjadi benang kusut yang kurang diperhatkan.
Lebih lanjut, Ubaid menyoroti pentingnya menciptakan sekolah yang ramah terhadap anak.
"Jangan seperti hari ini, sekolah kita sedang darurat perundungan dan kekerasan seksual. Bagaimana mereka bisa belajar kalau rasa aman itu tidak ada di sekolah" tandasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: