Abdul Mu'ti Diminta Prabowo Jadi Mendikdasmen, Ganti Menteri Ganti Kurikulum?

Abdul Mu'ti Diminta Prabowo Jadi Mendikdasmen, Ganti Menteri Ganti Kurikulum?

Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'ti disebut bakal mengisi kuri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pada era Presiden Terpilih Prabowo Subianto.--Facebook

Kendati demikian, istilah "Ganti menteri ganti kurikulum" dinilainya tidak akan berlaku bagi Mu'ti mengingat sejak Indonesia merdeka, dari 38 menteri yang ada, perubahan kurikulum hanya sebanyak 11 kali.

BACA JUGA:Pendeta Gilbert Diduga Sindir Zakat Umat Islam, Abdul Munir: Bisa Kena Pidana Penistaan Agama Anda Pak!

Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar yang digagas Menteri Pendidikan saat ini, Nadiem Makarim, baru secara resmi diterapkan menyeluruh pada tahun 2024 ini.

"Saya pikir ke depan Prof. Abdul Mu'ti tidak akan langsung mengganti kurikulum Merdeka Belajar, tapi pasti akan terjadi revisi-revisi dari sisi misalnya implementasi, buku teks, atau mungkin aspek pelatihan terhadap gurunya," paparnya.

Terutama guru-guru sekarang justru sedang mengikutip berbagai pelatihan dan diseminasi yang diselenggarakan Kurikulum Merdeka Belajar.

Karena masih dalam fase adaptasi ini, ia menilai akan sangat berisiko apabila perubahan kurikulum dilakukan segera setelah ia menjabat.

BACA JUGA:Jasad Pria Bertato di Temukan di Kolong Kali di Jalan Abdul Muis, Diduga Sudah Lebih Satu Hari Tewas

"Tentu risikonya terhadap kualitas pembelajaran, berisiko tinggi terhadap kompetensi guru, sarana-prasarana, buku, dan sebagainya," tandasnya.

"Jadi kami memproyeksikan beliau tidak akan langsung mengubah kurikulum Merdeka Belajar, tetapi akan ada aspek-aspek yang disempurnakan, diperbaiki implementasinya, kemudian pelatihan-pelatihan guru, buku teks pelajaran murid, dan lainnya," tuturnya.

Adapun ia mengatakan bahwa menteri pendidikan yang baru memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) untuk mengejar ketertinggalan kualitas pendidikan yang masih tertinggal dengan negara lain.

"Empat isu utama yang saya pikir harus menjadi prioritas di dalam kepemimpinan Pak Abdul Mu'ti, pertama isu kualitas pendidikan atau mutu, kedua adalah akses dan pemerataan, ketika terkait dengan tata kelola termasuk tata kelola guru, dan yang keempat adalah isu relevansi (kurikulum dan kebutuhan industri)," paparnya.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: