Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Siapkan Strategi Tangani Angka Kelahiran Menurun

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Siapkan Strategi Tangani Angka Kelahiran Menurun

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Siapkan Strategi Tangani Angka Kelahiran Menurun-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Seperti negara lain di dunia, Indonesia turut mengalami penurunan angka kelahiran yang terus menurun.

Dalam satu dekade terakhir, Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,39.

Meski TFR saat ini mencapai tingkat ideal, yakni 2,18 persen, penurunan dikhawatirkan akan terjadi terus menerus sehingga akan berdampak pada keberlanjutan regenerasi di masa depan.

BACA JUGA:Gelar Program War of Stunting, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Hindari Loss Generation

BACA JUGA:Sosok Kombes Ahrie Sonta Diajukan Polri Jadi Bakal Calon Ajudan Presiden Prabowo

Terkait dengan hal ini, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Wihaji akan mengupayakan pengendalian kependudukan agar TFR tetap berada di angka ideal, 2,1.

Dalam hal ini, pihaknya akan mempelajari demografi masyarakat di seluruh Indonesia untuk mengetahui kebijakan apa yang sesuai diterapkan di masing-masing daerah.

"Pasti ada treatment apa ini yang belum? Apa ini yang kurang? Apa yang bisa mempercepat penurunan? Kira-kira itu nanti akan kelihatan, saintifiknya seperti apa? Kesehatannya seperti apa? Sosialnya seperti apa? Budayanya seperti apa? Pendidikannya seperti apa? 

Pelatihannya seperti apa?" papar Wihaji ketika ditemui usai sertijab di Jakarta, 22 Oktober 2024.

BACA JUGA:Perkuat SDM, Kolaborasi Baznas RI dan UIN Jakarta Perkaya Literasi dan Keilmuan Zakat

BACA JUGA:Profil dan Rekam Jejak Ahmad Dofiri yang Digadang Jadi Pengganti Wakapolri Agus Andrianto

Senada, Wakil Menteri KPK/BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka juga mengatakan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga TFR agar tidak jatuh seperti negara maju lainnya.

"Bagaimana caranya agar juga tidak terlalu drop karena kalau terlalu drop nantinya akan bisa berdampak, seperti aging society di negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara maju."

"Tentunya nanti kita akan berkolaborasi untuk melihat, sebetulnya bagaimana cara yang paling tepat untuk bisa mendapatkan 2,1 itu sendiri dipertahankan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait