Mengenal Skincare Overclaim yang Dibongkar Dokter Detektif di TikTok, Beauty Enthusiast Wajib Tahu!

BACA JUGA:Ketahui Perbedaan Face Toner dan Facial Wash, Ini Cara Pakai yang Tepat

Contohnya, sebuah produk skincare mengandung niacinamide yang disebut bisa melawan berbagai masalah kulit dan membuat kulit cerah hanya dalam pemakaian beberapa hari.

Contoh lainnya, produk skincare yang menjual serum niacinamide dengan kadar 10 persen. Namun, hasil uji lab menunjukkan persentasenya hanya 3 persen.

Sebenarnya, menyatakan klaim terhadap produk skincare sah-sah saja.

Sebab, mempromosikan produk dengan menjelaskan khasiat pada setiap kandungan yang ada di dalamnya bisa menyakinkan konsumen dan memberikan informasi tentang skincare yang dibutuhkan kulit.

Namun, apabila produsen skincare melakukan overclaim, tentu akan merugikan konsumen. selain beberapa produk yang dijual cukup mahal, klaim yang tidak sesuai juga akan membahayakan Kesehatan kulit.

BACA JUGA:Hadiri TEI 2024, Jokowi Dukung Produk Lokal Termasuk Kecantikan Bersaing di Pasar Global

BPOM Beri Sanksi Tegas Produsen Jual Skincare Overclaim

Beredarnya skincare overclaim membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI buka suara.

Deputi Bidang Pengawas Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri mengatakan pihaknya akan memberikan peringatan keras terhadap produsen yang menjual skincare tidak sesuai dengan klaimnya.

Peringatan diberikan kepada produsen skincare yang 'bandel' sesuai dengan ketentuan seperti penghentian sementara kegiatan, penarikan produk, hingga pembatalan izin edar.

"Kalau industri melakukan pelanggaran, ini juga kita lakukan tindakan sesuai ketentuan. Apakah peringatan, apakah penghentian sementara kegiatan, atau penarikan produk, atau bahkan pemusnahan dan pembatalan izin edar," ujar Kashuri, Kamis, 24 Oktober 2024.

BACA JUGA:5 Manfaat Body Oil untuk Perawatan Kulit, Bisa Dipakai Setiap Hari?

Kashuri juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan dengan iklan yang tidak realistis

"Jangan tergiur kaitannya dengan iklan atau promosi yang tidak rasional," katanya.

Sumber: