Pemerintahan Sederhana

Pemerintahan Sederhana

--

Saya percaya ini akan jadi kenyataan: penyederhaaan pemerintahan.

Memang itu baru diucapkan oleh seorang presiden terpilih, tapi yang mengucapkannya bukan orang yang biasa ingkar janji: Donald Trump.

Langkah pertamanya sudah mulai mengarah ke sana. Pun sebelum dilantik. Ia baru dua bulan lagi dilantik.

Trump sudah mengumumkan satu nama besar untuk menangani pemikiran penyederhanaan pemerintahan: Elon Musk. Masih ditambah satu nama besar lainnya: Vivek Ramaswamy.

Anda sudah tahu: betapa radikal pemikiran Elon Musk. Mulai mobil listrik, menghubungkan otak manusia ke komputer, transportasi umum ke luar angkasa sampai lalu-lintas cepat di bawah tanah.

Terwujud semua kecuali yang bawah tanah. Sampai ia jadi salah satu orang terkaya dunia saat ini. Sudah kaya masih mau masuk pemerintahan. Untuk apa kalau tidak membuat perubahan.

Lalu Anda tanya sahabat Anda Mirwan Mirza: apa saja pemikiran radikal Vivek --yang hampir jadi pesaing Trump sendiri di Pilpres barusan.

Trump juga sudah menunjuk calon menteri dan pembantu utamanya. Maksudnya jelas: agar begitu dilantik bisa langsung tancap gas. Termasuk soal menghentikan perang, kebijakan energi, imigrasi, dan semua yang ia ucapkan dalam kampanye.

Semua kebijakannya itu bertujuan satu: menggerakkan ekonomi dalam negeri Amerika menuju MAGA.

Rakyat Amerika sudah marah dengan naiknya harga-harga. Termasuk harga sewa rumah. Juga harga energi. Itu tercermin dari angka inflasi. Daya beli rakyat kian lemah.

Pemilu di Amerika barusan boleh dibilang merupakan "kemenangan" rakyat Amerika. Bukan kemenangan Trump semata.

Mereka pilih Trump karena melihat langkah ekonominya yang konkret. Sedang Kamala Harris, capres Partai Demokrat, lebih menawarkan demokrasi dan kebebasan.

Rakyat lebih memilih pembangunan ekonomi.

Kamala --kalau dibalik menjadi alamak-- dianggap tidak menawarkan perbaikan ekonomi yang nyata.

Pun imigran lama ras Latino ternyata juga memilih Trump --yang anti imigran. Dibanding orang kulit putih Latino di Amerika ternyata lebih merasa terancam oleh imigran baru. Pekerjaan orang Latinolah yang akan pertama direbut oleh imigran baru. Bukan pekerjaan orang kulit putih.

Sudah 10 atau 11 calon menteri yang sudah diumumkan nama-namanya. Termasuk pejabat utama seperti Elon Musk dan Vivek.

Dua orang radikal itu akan menempati kementerian baru: Departemen Efisiensi Pemerintahan. Belum pernah ada kementerian seperti itu sebelumnya.

Pasti jadi. Tidak ada yang bisa membatalkan.

Penunjukan Elon Musk dan Vivek tidak perlu menunggu persetujuan Senat Amerika. Beda dengan beberapa calon menteri yang masih harus menunggu persetujuan itu.

Rasanya semua yang diinginkan Trump akan terwujud. Senat kini dikuasai Partai Republik. Pun DPR-nya Amerika. Juga mahkamah agungnya. Total: Republic takes all.

Trump juga sudah diundang ke Gedung Putih. Bertemu Presiden Joe Biden. Keduanya sudah salaman. Sudah saling bertukar pandangan. Demi kelancaran pergantian pemerintahan.

Biden, di pertemuan itu, mengucapkan selamat kepada tiga pihak sekaligus: Presiden Terpilih, kembalinya mantan Presiden ke Gedung Putih, dan kepada Trump sebagai pribadi.

Itu yang empat tahun lalu tidak terjadi: Trump tidak mengakui terpilihnya Biden.

Dua orang pengusaha besar kini masuk ke tim inti pemerintahan Trump. Mereka dari luar birokrasi. Keduanya sudah merasakan apa saja keburukan birokrasi.

Elon dan Vivek ditarik Trump bukan untuk menambah gemuk birokrasi, tapi untuk "menghancurkan" keruwetan di birokrasi.

Tugas pokoknya: reformasi besar-besaran struktur pemerintahan. "Itu untuk menciptakan birokrasi dengan pendekatan wirausaha yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Trump tegas.

Tentu ada juga yang sinis. Lalu mengatakan Elon Musk akan merombak birokrasi pemerintahan agar ia lebih mudah menambah kekayaan.

Trump memenangkan Pemilu dengan tidak mudah. Tentunya untuk apa menang kalau tidak berbuat banyak. Kali ini ia menang banyak. Untuk apa tidak berbuat banyak.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 15 November 2024: Bohemian Blangkon

Udin Salemo

Saya berulangkali dengar lagu parodi itu. Lha, isi lirik nya memang bukan hasil karang mengarang. Lirik lagu itu memang kenyataan. Kata Juipurwoto, sang vokalis "kalau setelah ini kami tidak membuat parody cover lagi berarti Indonesia sudah baik baik saja, atau mungkin kami yang tidak baik baik saja." Kalau Juipurwoto dan kawan kawan tidak baik baik saja mungkin ada tukang bakso yang lewat depan rumahnya, hahaha...

Yellow Bean

Pekerja seni. Konon sejarahnya ada disekitar istana jaman dulu. Selain untuk menghibur juga untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Seni adalah cara halus orang pintar memberikan masukan. Seni juga di gunakan para wali menyebarkan agama Islam di bumi Nusantara.

Keindahan seni bisa di terima semua kalangan. Walaupun nyelekit seni tetaplah seni yang memiliki sisi keindahan.

Imam Hanafi

Abah ini aneh. Membahayakan orang lain. Mereka yang bertopeng itu sengaja mengkritik dengan cara yang aman. Biar gak mudah dikenali. Bolehlah satu dua yang kenal mereka, tapi mbok yo jangan diperjelas identitas siapa mereka. Kalau tiba tiba malam hari mereka didatangi segerombolan pria berbadan tetap, diambil, dan gak akan kembali gimana? Sering sulit loh membedakan mana kawan mana lawan. Setiap elit memendam rencana ambisinya masing2.

suwadji mh parayungan

Lagu PARODI BOHEMIAN DYNASTY dinyanyikan oleh Kelompok Parodi dari Bogor, dipimpin oleh JUI PURWOTO seorang Stand Up Comedy

Jadwal Sholat Pro

Anti-antian dalam demokrasi sah-sah aja, tapi syarat dan ketentuan berlaku* *) Para penguasa biasanya akan menjaga anti-antian itu hanya sampai pada level hiburan, dan dicegah jangan sampai tiba di level mengkhawatirkan. Jika sudah mengancam kekuasaan existing, dihabisi juga akhirnya.

Hery Purwanto

Anjing menggonggong kafilah berlalu, Netizen menyalak dianggap angin lalu. Angin berhembus sepoi menyegarkan, angin tertahan bisa membahayakan. Kafilah tak tau diri bisa hilang karena angin topan perubahan jaman.

Juve Zhang

Sambil menunggu bocoran penyanyi "asu" yg misterius.... saya ingin berbagi keterkejutan ketika Backpakeran keliling Malaysia.....di kota Johor Baru....ada SMA Santo Joseph kalau tidak salah nama.....yg jelas sekolah Katolik.....saya tanya siswa yg ada... berapa persen siswa SMA Santo Joseph ini yg beragama Islam...... Jawab nya bikin kaget' 70 %....wow. .... itulah Malaysia......masuk lagi kota Melaka.....pagi pagi lihat siswi SD masuk sekolah beragam suku nampak sekali India ... Tionghoa.... Melayu...nampak dari kerudung kepala sudah tahu itu siswi Muslim..... begitu saya baca nama SD nya kaget kedua melebihi di Johor....nama SD nya Infant Jesus......Bayi Jesus..... saya lama termenung depan papan nama SD itu..... inilah Malaysia..... begitu lihat Menara Petronas.....saya paham.... dibangun oleh 15 karyawan tahun 1974.....punya Big Dream.....dan Big Dream mereka jadi Kenyataan.... itulah Malaysia......negara tetangga yg banyak bikin kejutan...... spektakuler.....Melayu ternyata Sangat toleransi....Sangat Profesional..... sekolah SD Infant Jesus.....SMA Santo Joseph......dan Menara Petronas.....Etos Kerja Spektakuler bangsa Melayu.....

Jadwal Sholat Pro

asi adalah air susu ibu, sedangkan asu adalah air susu ultra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 25

  • Waris Muljono
    Waris Muljono
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Dedy Ananta
      Dedy Ananta
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
    • Dedy Ananta
      Dedy Ananta
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Captain Bejo
    Captain Bejo
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • nur cahyono
    nur cahyono
  • Pras Purworo
    Pras Purworo
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin

Berita Terkait