Heboh Fenomena Awan Jatuh, Ini Kata Profesor soal Awan Kinton di Serial Anime Dragon Ball

Momen pekerja temukan gumpalan awan jatuh--Instagram Receh Xixi
Namun, jika mengambil pendekatan logis terhadap Kintoun, awan seperti apakah itu?
Untuk mengetahuinya, Profesor Ryuichi Kawamura, seorang peneliti di Universitas Kyushu yang mengkhususkan diri dalam meteorologi menjawab semua pertanyaan tentang Kintoun.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Wilayah Potensi Banjir di Bulan November 2024, Ini Daftarnya!
Profil Pakar: Profesor Ryuichi Kawamura
Profesor untuk Fakultas Sains di Universitas Kyushu (Departemen Ilmu Bumi dan Planet).
Anggota Pusat Penelitian Internasional untuk Ilmu Lingkungan Antariksa dan Planet.
Profesor Ryuichi Kawamura Profesor untuk Fakultas Sains di Universitas Kyushu (Departemen Ilmu Bumi dan Planet).--Dragon Ball Official/X Interviewer Maishiro @_Maishilo_
BACA JUGA:Waspada! La Nina Mulai Hantam Indonesia, BMKG Peringati Potensi Bencana Hidrometeorologi
Berikut kutipan tanya jawab dengan Profesor Ryuichi Kawamura
1. Pertama, awan terbuat dari apa sebenarnya?
Kawamura: Itu adalah uap air.
Untuk lebih teknisnya, awan adalah kumpulan molekul air yang menempel pada partikel di atmosfer, yang juga kita sebut "aerosol".
Aerosol tidak dapat terbentuk dengan baik saat udara terlalu bersih, artinya awan sulit terbentuk di udara yang jernih.
Itulah sebabnya awan lebih umum terlihat saat udara sedikit kotor.
BACA JUGA:Waspada! Suhu Panas di Indonesia Terjadi hingga Akhir Oktober 2024, Ini Kata BMKG
2. Ada berapa jenis awan?
Kawamura: Kalau kita bicara tentang jenis awan yang sering dilihat orang, seperti awan cirrus atau awan stratus, jumlahnya sekitar sepuluh.
Awan yang berbeda terbentuk pada ketinggian yang berbeda, umumnya antara 2 km dan 6 km di atas tanah.
Awan tingkat rendah hingga 2 km dari permukaan bumi tersusun dari tetesan air, dan awan tingkat tinggi 6 km di udara dan seterusnya sebagian besar berupa es.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: