Swamedikasi dan Penyalahgunaan Obat: Dua Sisi Mata Uang Layanan Kesehatan
Ketimpangan di sektor kesehatan Indonesia terus menjadi tantangan besar, dari distribusi tenaga medis, fasilitas kesehatan, hingga penyalahgunaan obat-obatan.-dok disway-
Ia menambahkan minimnya edukasi dari keluarga, sekolah, dan lingkungan memperburuk situasi ini.
“Kurangnya pengetahuan dasar mengenai hidup sehat dan penggunaan obat yang aman di rumah dan di sekolah memberikan celah bagi remaja untuk mencoba hal-hal berbahaya, termasuk penyalahgunaan obat," jelasnya.
"Perlu keterlibatan banyak pihak, bukan hanya keluarga, tetapi anggota masyarakat, pemerintah juga sekolah untuk memberikan edukasi terkait penggunaan obat yang bijak sejak usia dini,” tambahnya.
BACA JUGA:Perburuan Koin Jagat Timbulkan Kerusakan Fasilitas Publik GBK, Aplikator Berikan Tanggapan
BACA JUGA:Prabowo Rapat dengan Jaksa Agung Muda di Istana, PPATK: Banyak Sekali Arahan Beliau
Namun, sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab masih tetap ada dan mencari kesempatan penyalahgunaan.
Apabila peredaran obat dibatasi tentu salah satu konsekuensinya mempersulit akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Pada praktiknya, untuk membatasi penyalahgunaan obat, sering kali dilakukan upaya penegakan hukum berupa razia terhadap apotek di beberapa tempat, namun, langkah ini pun tidak lepas dari problema.
Noffendri Roestam menilai razia sebenarnya tidak tepat dilakukan pada apotek dan toko obat.
BACA JUGA:Perburuan Koin Jagat Timbulkan Kerusakan Fasilitas Publik GBK, Aplikator Berikan Tanggapan
BACA JUGA:Prabowo Rapat dengan Jaksa Agung Muda di Istana, PPATK: Banyak Sekali Arahan Beliau
“Apotek dan toko obat beroperasi dengan regulasi dan dalam pengawasan dinas kesehatan dan balai POM daerahnya, sehingga jika ada pelanggaran tentunya yang menindak adalah kedua badan tersebut di daerah masing-masing," terangnya.
Karena itu razia yang dilakukan di apotek dan toko obat, sama sekali tidak tepat. Apotek adalah sarana distribusi kefarmasian, bukan diskotek atau tempat nongkrong yang ada kemungkinan penyalahgunaan, kenapa harus dilakukan razia," tanyanya.
Ia juga menambahkan, jika ditilik lebih dalam tentang bagaimana cara oknum mendapatkan obat untuk disalahgunakan, umumnya bukan di distributor resmi, melainkan pengedar obat tidak resmi atau malah gelap, mungkin itu yang harusnya jadi fokus penindakan, bukan razia ke sarana distribusi kefarmasian.
BACA JUGA:Wacana Pendanaan Makan Bergizi Gratis Melalui Zakat, Gus Yahya: yang Nerima Siapa Dulu? Hati-hati
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: