AI Kian Jadi Pilihan Layanan Kesehatan: Jembatani Kesenjangan Nakes, Wawasan dan Keberlanjutan
Peluncuran laporan Phillips Future Health Index 2024.-Annisa Amalia Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin menjadi pilihan dalam mempermudah pekerjaan, termasuk dalam hal layanan kesehatan.
Bahkan, teknologi ini dinilai menjadi solusi dalam menjembatani kesenjangan tenaga kesehatan, wawasan, dan berkelanjutan.
Seperti yang diketahui, jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia masih belum sebanding dengan kebutuhan. Pemerataan tenaga kesehatan yang masih berpusat di wilayah Jawa pun menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan pelayanan kesehatan.
BACA JUGA:NeutraDC Sosialisasikan Pemanfaatan AI bagi UKM Binaan Telkom Mandalika
Oleh karena itu, inovasi dan teknologi menjadi kekuatan penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia.
Menurut survei Phillips Future Health Index (FHI) 2024 yang dilakukan oleh hampir 3.000 pemimpin layanan kesehatan di 14 negara dunia, penerapan AI menjadi salah satu pilihan dalam memenuhi tuntutan perawatan.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa mereka telah menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas serta mulai merasakan dampak positif dari perawatan virtual dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Di Indonesia sendiri, 76 persen atau 3 dari 4 pemimpin layanan kesehatan melaporkan bahwa kekurangan tenaga kerja menyebabkan penundaan dalam perawatan pasien.
Hal ini menjadi masalah tersendiri dalam memberikan layanan kesehatan.
"Sistem perawatan kesehatan menghadapi tekanan yang sangat besar untuk memberikan perawatan pasien berkualitas tinggi di tengah kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah," ungkap CEO Royal Phillips Roy Jakobs pada peluncuran laporan Future Health Index (FHI) 2024 di Jakarta, 1 Oktober 2024.
BACA JUGA:Pesawat Smart Air yang Bawa Bantuan Beras Tergelincir di Intan Jaya
Oleh karena itu, mereka menerapkan otomatisasi guna mengurangi beban administratif pada staf kesehatan dan menyederhanakan layanan dari layanan perawatan virtual.
Selain mengatasi kekurangan tenaga kerja, teknologi ini juga meningkatkan kapasitas untuk melayani pasien hingga jadwal kerja yang lebih fleksibel bagi para profesional kesehatan.
Sehingga, ke depannya, mereka ingin integrasi data yang lebih mulus dan penerapan kecerdasan buatan pada tingkat yang lebih tinggi sehingga menciptakan efisiensi dan wawasan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: