Al Diplomat

Al Diplomat

Al Busyra Basnur.--

"Tidak boleh menginap di hotel," ujar Dr Al Busyra Basnur. "Di Wisma Kedutaan saja. Kosong," ujar Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia dan Djibouti itu.

Bukan untuk menghemat. Lebih karena ingin banyak ngobrol.

Kami adalah sesama penulis. Ia lebih andal: sudah lebih 20 buku ia terbitkan.

Juga sesama mantan wartawan. Bahkan Al sudah jadi wartawan saat masih di SMA di Bukittinggi. Tulisannya tersebar di harian Haluan dan Singgalang. Lalu ke koran nasional.

Kami juga punya nama belakang buatan sendiri. Nama ''Basnur'' di belakang Al Busyra adalah singkatan nama ayah-ibunya: Basaruddin dan Nurlela. Itu, awalnya, ''nama pena''. Di setiap karya tulisnya Al pakai nama Al Busyra Basnur. Lalu lebih dikenal. Kelak ia harus mengganti nama di ijazah-ijazahnya dengan nama pena-nya.

Maka saya tidur di kamar tua di belakangnya gedung di belakang kedutaan. Ada ruang tamu. Toilet. Dua kamar tidur. Cukup lapang tapi bangunan lama. Pintunya, dindingnya, plafonnya, perabotnya terasa nan silam.

Di pintu sebelah juga ada wisma serupa. Juga dua kamar dan ruang tamu.

Ketika melihat kamar ini sebenarnya saya pilih sekalian tidur di masjid saja. Tapi saya tidak tahu apakah ada masjid yang buka 24 jam di negara Kristen ini.

Saya wartawan. Bisa tidur di mana saja. Anggap saja tidur di Wisma Indonesia ini bagian dari rasa cinta tanah air seperti apa adanya.

Tentu Pak dubes ingin merenovasi Wisma Indonesia itu. Tapi untuk apa. Toh jarang sekali ada tamu.

Sejak kedutaan dibuka baru sekali ada menteri luar negeri yang ke Ethiopia: Raden Ayu Retno Marsudi. Tentu menlu yang sangat sukses itu tidak tidur di situ.

Rasanya sampai dubes berganti dua kali lagi pun belum akan ada perbaikan. Kalau pun anggarannya dimajukan pasti itu yang nomor satu dicoret –dan saya setuju itu.

Mungkin saat Kedubes ini dibangun belum ada hotel bagus di Addis Ababa. Kini hotel baru bertabur. Pun yang bintang empat dan lima.

Kedubes Ethiopia ini memang tergolong sangat tua. Dibangun tahun 1959. Selesai tahun 1960. Bung Karno merasa berutang budi: pemimpin Ethiopia hadir di KAA Bandung –bersama Zhu En Lai dari Tiongkok.

Kawasan ini dikenal sebagai daerah ''Vatican''. Di sebelah Kedubes Indonesia memang Kedutaan Besr Vatican. Beberapa kedutaan lagi berada di daerah Vatican ini tapi tidak bisa disebut kawasan diplomatik. Banyak juga kedutaan lain yang jauh dari sini.

Kompleks Kedutaan Besar Indonesia ini termasuk kawasan yang lebih belakangan dipercantik. Di depan kedutaan, trotoarnya sedang dibongkar. Akan dilebarkan. Dipercantik. Sudah mulai pula banyak gedung tinggi di sekitar ini.

Bagian belakang tanah kedutaan ini lebih tinggi. Seperti di lereng bukit. Kantor kedutaannya sendiri berada di bangunan paling depan. Dubes Al berkantor di situ. Tapi ia merombak salah satu ruangan besarnya untuk Museum KAA Bandung. Semua bendera negara peserta dijajar. Bisa jadi foto spot menarik bagi kunjungan pelajar di sana. Foto-foto para kepala negara –termasuk raja diraja mereka yang terkenal kala itu dipasang di sana: Haile Selassie.


--

Di belakang kantor kedutaan terlihat taman bertingkat. Rindang. Lalu ada satu gedung lagi. Juga memanjang ke samping. Posisinya lebih tinggi. Di sinilah duta besar tinggal. Bersama istri. Hanya di bagian ujung kanannya. Di ujung lainnya ia jadikan ruang serba guna. Bentuknya bulat melingkar. Persis ruang serba guna di gedung PT Kawan Lama Group di Meruya. Bulatnya maupun ukurannya.

Di Kawan Lama interiornya mewah sekali. Di kedubes ini minimalis sederhana. Di ruang inilah Al, Sabtu lalu, mengundang banyak tokoh dan generasi muda Ethiopia. Makan siang. Masakan Indonesia. Semur daging, ayam goreng, sayur asam, sambal balado...

Acaranya: perpisahan.

Al memang akan kembali ke Indonesia. Akhir Februari ini. Sudah enam tahun Al di sini. Langka. Biasanya duta besar diganti dalam dua-tiga tahun.

Wartawan Kompas Suryopratomo termasuk sangat lama juga jadi duta besar di Singapura. Apalagi Djauhari Oratmangun, dubes kita di Beijing.

Di belakang gedung kedua itulah kamar saya: Wisma Indonesia. Posisinya di atas tanah lebih tinggi lagi.

Belum tahu siapa pengganti Al. Masih menunggu persetujuan pemerintah Ethiopia. Pasti akan ada. Tidak perlu merasa dibuang. Ethiopia sudah bukan yang lama. Addis Ababa sudah gemerlap memesona. Juga sudah menjadi hub bagi jalur penerbangan ke seluruh Afrika. Ethiopian Airline sudah menjadi raksasa di benua itu. Kalau pun akan ada izin untuk perusahaan penerbangan swasta, rasanya ET sudah telanjur lari jauh sekali.

Indonesia mungkin juga tidak akan menutup kedutaan di Ethiopia. Pun di saat dilakukan penghematan besar-besaran. Di antara negara ASEAN, hanya Indonesia yang punya kedutaan di sini.

Tentu duta besarnya harus menyadari pentingnya Ethiopia sebagai pemimpin ''ASEAN'-nya Afrika Timur. Kawasan ini kian strategis. Apalagi kantor sekretariat tetap Uni Afrika juga di Addis Ababa –seperti kantor ASEAN ada di Jakarta.

Dari acara perpisahan itu saya melihat pengaruh Al di kalangan cendekiawan, budayawan, dan wartawan Ethiopia.

Salah satu wartawan terkenal di sana sampai menulis buku tentang peran dan gaya kepemimpinan Al: dalam bahasa Ethiopia. Sang wartawan menyerahkan buku itu, terjemahannya, ke saya di panggung acara.


Dahlan Iskan membawa buku yang ditulis wartawan Ethiopia soal sosok Al Busyra Basnur.--

Al pun bercerita: sejak menjadi wartawan pemula ia sudah ingin membuat karya yang eksklusif. Yang tidak biasa-biasa saja. Saat ia SMA itu ada pengungsi Vietnam ke pulau Galang. Tidak ada media di Sumbar yang berusaha meliput ke sana.

Al tergerak ke Galang. Tidak punya uang. Mesin ketik merek Royal-nya ia gadaikan: Rp 30.000. Ia minta surat tugas ke pemred Singgalang. Ia mengaku sudah memberi tahu orang tuanya di desa di pedalaman Payakumbuh. Memberi tahu. Bukan minta izin. Ia sudah mencoba dua kali minta izin. Tidak diizinkan.

Dengan bekal surat tugas itu Al naik bus ke Pekanbaru. Lalu naik kapal tongkang ke Tanjungpinang. Di perjalanan Al dapat kenalan. Ia diminta tidur di rumah kenalan itu. Agar tidak perlu bayar penginapan.

Seusai tugas Al pulang dulu ke Payakumbuh. Ia dapati ibunya sakit. Sang ibu jatuh sakit sejak Al pergi. Kedatangannya dipakai Al untuk minta maaf. Dan ibunya langsung sembuh. Sang ibu sempat melihat bahwa Al kelak jadi diplomat. Bahkan jadi duta besar.

Dua hari kemudian empat wanita datang ke kedutaan. Mereka para relawan sosial Katolik asal Indonesia. Ada yang asal Ruteng, Atambua, Lampung, dan Kupang. Mereka datang dari jarak 600 km dari Addis Ababa: khusus untuk mengucapkan selamat jalan ke Al. Dubes Al memang pernah ke gereja mereka. Tidur di kompleks gereja.

Katolik sangat minoritas di Ethiopia. Dari 800 siswa di sekolah Katolik di daerah itu hanya 13 yang Katolik. Selebihnya Kristen, Ortodok, dan Islam.

Empat wanita itu sudah lebih 10 tahun di pedalaman Ethiopia. Mereka bukan misionaris. Mereka pekerja sosial: mengurus pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan.

Di jari kelingking mereka tersemat cincin khusus. Ada tulisan bahasa Latin di cincin itu. Artinya ''pengantin surga''. Mereka yang bercincin seperti itu sudah bertekad untuk tidak menikah seumur hidup. Menikahnya di surga kelak.

Mereka minta maaf tidak bisa datang di acara perpisahan Sabtu sebelumnya. Al balik minta maaf telah membuat mereka datang dari jauh.

Sepanjang acara makan siang Sabtu lalu itu sendiri Al tidak pernah duduk di kursinya: di sebelah saya. Ia datangi tiap meja. Ia ajak ngobrol tamu-tamunya. Respeknya sama: untuk yang di meja depan maupun belakang.

Ketika ada tamu yang sudah selesai makan –dan piringnya sudah dibersihkan dari meja– Al bercanda dengan sang tamu: kenapa belum juga makan, apakah Anda memecahkan piringnya –sambil tangannya menyibak taplak meja untuk melihat apakah ada pecahan piring di bawah meja.

Bahkan sampai acara makan selesai ia tidak sempat makan. Al ganteng. Necis. Suka bercanda. Tampilannya flamboyan. Hobinya menulis dan main musik. Ia seorang drummer di grup bandnya dulu.

Percaya dirinya tinggi.

Ia tipe duta besar yang diplomat.

Memangnya ada duta besar yang bukan diplomat? (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 28 Februari 2025: BACA JUGA:Oplosan Blending

MZ ARIFIN

Perempuan & lelaki bila dioplos/diblending di kamar, jadi apa? Jadi lgbt? Wandu? Waria? Gay?Mau dioplos & diblending harus lewat nikah dulu. Hasil nya anak2, cucu2. Terjadi regenerasi. Sejarah manusia berlanjut. Bila manusia jenis P & L, tak mengoploskan, memblendingkan diri, tentu sejarah manusia kan berhenti. Kepuasan sex sebagai bonus untuk keberlangsungan sejarah manusia. Oplosan juga ada di tekstil. Serat kapas dg serat sintetis atau rayon yg halfsintetis. Umar r.a. ngontrol rakyat nya, kenapa gadis kecil tak mau mengoplos susu dg air. Kejujuran nya tsb jadikan gadis tsb dijodohkan dg anak nya.

abi nadine

Danantara dilaunching. Dihantam oplosan blending. Jangan bilang oknum. Oknum koq direktur dan komisaris. Mau boikot tapi butuh.

Antonio Samaran

Jangan diabaikan korupsi di Pom bbm juga luar biasa masive! Pajero saya selalu memakai solar subsidi. Ada teman tanya km tdk malu mobil mahal pake solar subsid! Saya jawab saya bayar pajak lumayan taat. Cobalah jalan2 ke daerah2 sebelum pake barcode ( apalagi daerah yg punya tambang ilegal ) antrian truck seperti ular dari subuh bahkan banyak yg nginap di pom bbm. Anehnya orang2 di sana bisa beli solar ber-drum2 dengan harga sedang dari oknum. Ini hampir menyeluruh dari Indobarat sampai Indotimur, termasuk Indotengah! Baru2 ini Gub Aceh terpilih di depan mendagri mengumumkan menghapus barcode utk pembelian bbm subsidi! Ini berita super bagus buat oknum2 utk pesta pora. Jadi dari pada dikorupsi oknum lbh baik saya bantu negara untuk mengamankannya! Kembali ke korupsi Pom bbm, saya sering mengisi solar dalam keadaan muncul lampu kuning di layar. Biasanya maksimal nilai yg saya bayar sekitar Rp 400.000 lbh. Tapi di bbrp tempat ketika tangki masih sisa antara 1/3 sampai 1/4 bayarnya juga mendekati Rp 400.000. Bahkan pernah kejadian ketika masih sisa 1/3 malah bayar Rp 425.000. Sempat ribut tapi petugas cuek saja. Saya coba melapor ke call centre Pertamina tapi oleh petugas diminta data macam2 seperti melapor kehilangan ayam di kantor polisi. Akhirnya sudahlah! Korupsilah sepuasnya! Sejak 1 tahun terakhir ini korupsi sudah sangat2 menggila! Mulai dari raja2 yg paling kecil di desa, ormas, preman sampai aparat. Dr pd dilawan marilah jadikan korupsi sbg kearifan bangsa!

Leong Putu

Saat ketemu mantan terindah di acara kondangan manten, juga membuat hati terasa blanded. Hmmm ....

Lagarenze 1301

Waktu kecil, saya kira pejabat korupsi karena kurang pendapatan. Mungkin gajinya tidak cukup untuk hidup enak. Waktu mulai besar, saya akhirnya tahu pejabat korupsi bukan karena kurang duit, tapi karena serakah. Kurang apa, coba, gaji pejabat Pertamina? Direksi dan komisaris Patra Niaga mendapat kompensasi Rp 312 miliar setahun (Lapkeu 2023). Rata-rata satu orang mendapat Rp 21,8 miliar. Per bulan Rp 1,8 miliar. Dirut bisa lebih Rp 2 miliar. Wow. Tak hanya itu, mereka masih mendapat THR satu kali gaji, tunjangan perumahan, asuransi purna jabatan, asuransi kesehatan, kendaraan dinas, dan lainnya. Sudah pendapatan seabrek-abrek, eh... masih menipu 285 juta rakyat negaranya sendiri. Mengoplos pertamax dengan pertalite bukan hanya serakah, tapi juga culas. Sudah berhati hitam. Rasa-rasanya hukuman penjara tidak cukup. *emosi mode on.

Mirza Mirwan

Dari yang saya baca di portal Kompas, Kamis 27/2, praktik oplos-mengoplos itu dikondisikan oleh Riva Siahaan, Dirut PT Patra Niaga (subholding PT Pertamina). Yang diblending adalah RON 88 dengan RON 92 dan disebut sebagai RON 92. Tempat pemblendingan di Storage PT Orbit Terminal Merak milik Riza/Reza Chalid, di mana Kerry Adrianto (anaknya) -- yang sudah menjadi tersangka bersama Riva Siahaan dan 7 orang lainnys -- menjadi komisaris utama. Adapun nilai kerugian negara Rp 193,7 triliun yang disebut Kejaksaan Agung itu meliputi: * ekspor minyak mentah dalam negeri Rp 35 triliun. * kerugian impor minyak mentah lewat broker Rp 2,7 triliun. * impor BBM lewat broker Rp 9 triliun. * kerugian pemberian kompensasi tahun 2023 Rp 126 triliun. * kerugian pemberian subsisi tahun 2023 Rp 21 triliun. Sudah 9 orang dijadikan tersangka, 6 di antaranya para bos di PT Patra Niaga dan subholding PT Pertamina lainnya. Sedang 3 orang sisanya dari swasta.

Jokosp Sp

Dlm proses kilang minyak (olil refinery) minyak mentah (crude oil) untuk menjadi produk jadi seperti LPG, bensin, nafta, minyak tanah, avtur, solar memang sulit tapi di tangan ahlinya ya bisa. Apalagi kalau soal mencampur (blending). Konotasi mengoplos agak beda karena memang hasilnya lebih jelek dari ketentuan standardnya, beda dg mencampur. Lima proses yg dilakukan: 1.Destilasi: proses penyulingan berdasar perbedaan titik didih 2.Konversi: proses perubahan ukuran struktur dr hidrokarbon 3.Treatment: proses lanjutan dr hidrokarbon menjadi produk lanjutan 4.Formulasi: proses pencampuran antar fraksi hidrokarbon dan bahan additive utk menjadi produk akhir 5. Proses lain: mengolah limbah, recovery sulfur, produksi hidrogen, menghilangkan air dll. Hasil destilasi (D): 1.D.1 berupa gas ->LPG 2. D.2 berupa nafta 3.D.3 di pertengahan biasa dibuat kerosin dan dijadikan avtur 4.D.4 adalah solar (Diesel) 5.D.5 adalah residu berupa lilin dan aspal. Di setiap kilang biasanya sudah per masing-masing tangki besar bahan disiapkan sebelum hasil akhirnya akan ditambahkan additive dan pewarna yang berbeda untuk setiap produk. Terus di mana proses pengoplosan itu?. Keyakinan saya bahan baku RON90 itu yang keluarnya jadi pertalite, namun dicampur dengan bahan baku additive dan pewarna untuk standard Pertamax. Dengan biaya produksi pertalite, dijual dengan harga Pertamax ini yang luar biasa besarnya dari selisih nilai bahan baku dan cost produksi. Sangat gila menurut saya, bertahun2 dilakukan.

Gerring Obama

Numpak motor supra fit, mbelani mbantu negoro (dudu masyarakat lo ya..) tuku pertamax, ora pertalite sing jare supsidi.. La kok malah oplosan. Untunge kok ga dioplos ambek obat nyamuk oles, koleps e iso luwih cepet supra fit ku. Mangkane bar ganti seker kok akhir akhir iki mbeluk maneh...

Juve Zhang

Listrik sudah bisa pesan yg Hijau dari Sinar matahari dan PLTA ....atau Hitam dari batubara....itu cerita pak Bos dulu....bukankah kabel Sutet nya sama warna hitam????....oplos listrik memang sudah biasa....yg beda ada dua ... kwitansi Hitam dan Hijau.... tergantung kebutuhan anda........ listrik nya itu itu juga kalau kesetrum ya mati.....wkqk

Mirza Mirwan

Ketika wartawan mengingatkan bahwa Trump pernah menyebut Zelenskyy sebagai "dictator without election", jawaban Trump lebih lucu lagi. "Did I said that? I can't believe I said that!" Yang semula berprofesi sebagai komedian itu sebenarnya Zelenskyy atau Trump sih?

Muh Nursalim

oplos itu dalam fikih disebut talfiq. Mencampur satu mazhab dengan mazhab lain. Misalnya dalam pernikahan. Menurut mazahab Syafii rukun nikah itu. Pengantin, wali, dua orang saksi dan akad (sighat). Inilah yang dipakai di Indonesia. Tetapi menurut mazhab Hanafi nikah itu tidak perlu wali. Cukup dua orang saksi, calon pengantin dan akad (sighat). Sedangkan menurut mazhab Maliki nikah itu tidak perlu saksi. Cukup wali, calon pengantin dan akad (sighat). Naah, kalau dioplos mazhab Hanafi dan Maliki maka nikah itu hanya cukup calon pengantin dan akad (sighat). Hla ini kan seperti praktek di gang Dolyy jaman dulu. Ambyar.

Lagarenze 1301

Akhirnya, "you know who" itu tersentuh juga. Setelah sekian lama. Dialog imajinatif di kepala saya pun seperti ini: + "Pilih mana, Anda yang masuk atau anak yang masuk?" - "Kasihan kalau anak saya yang masuk. Dia masih mentah, bagaimana hidupnya di dalam terungku nanti." + "Okelah. Kalau begitu, Anda saja yang masuk?" - "Ops, tunggu dulu. Biar anak saya saja yang masuk terungku." + "Kok pilih anak, kenapa bukan Anda saja?" - "Saya di luar masih bisa melakukan banyak hal, termasuk berusaha meringankan hukumannya. Kalau saya yang masuk, semua akan hancur, termasuk Anda." + "Baiklah. Laksanakan."

yea aina

Sampai Abah menduga-duga: sebenarnya Pertamina kepepet cashflow. Omon-omon kesulitan keuangan, jangan-jangan sebenarnya pemilik Pertaminalah yang kantongnya sedang kerontang. Malu atau takut mengakui apa adanya. Setelah sepuluh tahun jor-joran menyedot "dana pihak ketiga" di perbankan nasional, akhirnya tahun ini punya "kewajiban" 800 Ton. Pun sudah dibuat "kantong uang" baru, yang kabarnya berisi 14 ribu ton, itu semua asset yang hanya bisa "digadaikan" sebagai pinjaman. Bukan "magnet" penarik uang investor dunia, yang dibayangkan akan berbondong-bondong-bondong datang. #konohagelap

kausar azima

Mungkin Pertamina pakai ilmu serapan fisika SMP ; Asas Black Q Lepas = Q Serap Menjadi Volume x Ron Murah = Volume x Ron Mahal Sehingga Ron 90 5 liter apabila dicampur dengan Ron 92 5 liter , akan menjadi 10 liter Ron 91.

Beny Arifin

Nilai korupsi makin kesini makin kesana. Dulu susah membayangkan Edi Tansil korupsi 1,3 T. Ada yang ngitung kalau dituker uang kertas rupiah dan disambung sambung bisa mengelilingi bumi. 1,3T dengan kurs 2,300 rupiah per dolar saat itu setara dengan 9,5T rupiah saat ini. Seperseratus kerugian negara akibat oplosan pertamax saat ini kalau benar sejak 2018. Harusnya ini jadi momentum buat Prabowo buat memberantas korupsi. Hukum mati pelakunya. Denda senilai harga blender si raja minyak. Buat program corruption amnesty. Koruptor lawas boleh bebas asal mengembalikan duit korupsinya. Dan tegakkan hukum mati untuk kasus korupsi yang dilakukan setelah tax amnesty. Kalau nggak kita akan terus tercengang dengan jumlah korupsi baru yang makin naudzubillah.

Linggar Baero

Penonton: "Dina iki lakone apa, Pak Dhalang?" Pak Dhalang:"'Lakone Kejaksaan nglandhang carang saka pucuk. Lakon iki tuntas isa luwih saka 10 tahun, nek wonge wani."

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 83

  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Wilwa
    Wilwa
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • HONDA CBR150R
    HONDA CBR150R
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
    • Wilwa
      Wilwa
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Tivibox
    Tivibox
  • Wilwa
    Wilwa
    • Beny Arifin
      Beny Arifin
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Tivibox
      Tivibox
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • Asrial
    Asrial
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • DeniK
    DeniK
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Tivibox
    Tivibox
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
    • Tivibox
      Tivibox
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Jadwal Sholat Pro
    Jadwal Sholat Pro
  • Forsandy Kurniawan David
    Forsandy Kurniawan David
  • Edi Sampana
    Edi Sampana
  • MULYADI PEGE
    MULYADI PEGE
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Em Ha
    Em Ha
  • MZ ARIFIN
    MZ ARIFIN
    • MZ ARIFIN
      MZ ARIFIN
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah