Ini Strategi UOB Hadapi Tantangan Ekonomi Global di Tahun 2025

UOB berperan penting dalam membantu meningkatkan tingkat literasi serta inklusi keuangan masyarakat menghadapi tantangan ekonomi global 2025-Disway.id/Bianca Khairunnisa-
JAKARTA, DISWAY.ID - Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), aset tabungan masyarakat tercatat turun 40 persen dalam 5 tahun terakhir.
Tercatat, rerata saldo tabungan masyarakat dari yang sempat mencapai Rp 3 juta pada 2019, kini merosot menjadi Rp1,8 juta per April 2024.
BACA JUGA:Perekonomian Global Masih Belum Stabil, UOB Bank Ungkap Pentingnya Tabungan dam Investasi
BACA JUGA:Penghargaan UOB Painting of the Year 2024 Jatuh Kepada: Muhammad Yakin!
Kondisi tersebut tidak ayal mencerminkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat. Dalam hal ini, UOB sebagai institusi keuangan berperan penting dalam membantu meningkatkan tingkat literasi serta inklusi keuangan masyarakat.
Menurut Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret, salah satu cara tersebut adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan cara mengatur pengeluaran,mengelola tabungan, dan mempertimbangkan investasi, sehingga dapat menciptakan fondasi keuangan yang baik meskipun dihadapkan pada tren gaya hidup yang konsumtif.
"Ini bagian dari disiplin yang harus kita lakukan. Jadi pada saat 10-20 persen itu sudah ditabuhkan, berarti kan bagaimanapun caranya harus kita hidup dengan sisanya. Karena uang adalah yang terakhir, makanya menjadi disiplin terhadap kebutuhan dasar itu jadi kunci. Karena kalau tidak disiplin terhadap kebutuhan dasar, uang sih akan habis begitu saja," ujar Vera dalam acara Media Gathering, yang digelar di Thamrin Nine, Jakarta, pada Jumat 24 Januari 2025.
Untuk menghadapi tahun 2025 yang diliputi dengan ketidakpastian ekonomi tersebut, UOB memandang perlunya kewaspadaan dan perencanaan yang matang dengan menjaga disiplin, melakukan penyesuaian sesuai perubahan ekonomi, dan menempatkan dana di instrumen yang tepat.
Selain disiplin menabung, UOB membagikan tips lain dalam perencanaan keuangan bagi masyarakat di mana ketika pendapatan naik, gaya hidup diusahakan tidak ikut naik. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk mencatat pengeluaran selama satu atau dua bulan, untuk mengetahui spending habits.
Adapun alokasi keuangan yang ideal per bulan menurut UOB adalah 5-10 persen untuk keinginan (WANTS) berupa hiburan, olahraga dan pembelian gadget terbaru, sementara untuk porsi tabungan (SAVINGS) sebesar 10-20 persen berupa dana darurat, investasi dan asuransi, sedangkan kebutuhan (NEEDS) memiliki porsi terbesar yaitu 70-85 persen pendapatan berupa biaya tempat tinggal, makanan, pembayaran hutang atau cicilan minimal, dan lainnya.
Didukung dengan Risk-First Approach, UOB percaya bahwa pengenalan risiko yang baik akan membantu masyarakat dalam mengelola keuangan dengan baik dan aman. Dalam pendekatan Risk-First, ada tiga pilar atau langkah dalam perencanaan keuangan. Langkah pertama adalah melindungi (protect) diri dan orang yang dicintai dari risiko kejadian hidup yang tidak terduga dengan menyediakan dana darurat dan perlindungan asuransi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: