Pimpinan Komisi XII DPR RI Ngaku Tak Diberi Tahu Bahlil Kebijakan Penghapusan Pengecer Gas LPG 3 Kg, Kok Bisa?

Pimpinan Komisi XII DPR RI Ngaku Tak Diberi Tahu Bahlil Kebijakan Penghapusan Pengecer Gas LPG 3 Kg, Kok Bisa?

Wakil Ketua Komisi XII DPR Sugeng Suparwoto ngaku tak diberi tahu Bahlil kebijakan penghapusan pengecer gas LPG 3 kg.-candra pratama-

JAKARTA, DISWAY.ID - Wakil Ketua Komisi XII DPR Sugeng Suparwoto ngaku tak diberi tahu Bahlil kebijakan penghapusan pengecer gas LPG 3 kg yang berdampak terjadinya gangguan pendistribusian gas melon tersebut.

Masalah informasi yang tidak disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait skema kebijakan penyaluran LPG 3 kilogram (kg) diungkapkan Wakil Ketua Komisi XII DPR Sugeng Suparwoto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.

"Kami tidak diinformasikan tentang kebijakan itu tentang akan menghapus pengecer tanpa ada formula yang untuk mengganti atau apa," jelasnya.

BACA JUGA:Cie! Verrell Bramasta dan Fuji Tambah Dekat, Venna Melinda Kasih Lampu Hijau

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan FA: Ayah Terima Uang Perdamaian Rp 300 Juta, Polisi Tetap Lanjutkan Proses Hukum

Menurut Sugeng, seharusnya setiap kebijakan harus melalui sosialisasi dan pendekatan yang jelas.

Dengan demikian, masyarakat dapat memahami aturan yang ditetapkan.

"Tetapi jelas kritik kami keras bahwa kalau meluncurkan kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu, harus melalui mitigasi yang cermat, harus melalui pendekatan-pendekatan sosialisasi yang tuntas".

"Hal itu dilakukan agar betul-betul bisa dipahami secara tuntas di masyarakat dan bisa dilaksanakan dengan sangat-sangat baik," ujar Sugeng.

BACA JUGA:Ada Upaya Penghentian Proses Hukum Kasus Kematian ABG oleh Dua Tersangka Penggugat AKBP Bintoro!

BACA JUGA:Intip Prediksi Setlist Konser The Corrs di Jakarta 2025

Ia meminta kepada Bahlil agar segera mengeluarkan solusi dari adanya polemik di masyarakat ini.

“Karena juga kita menangkap apa yang terjadi dinamika di masyarakat maka kita mintakan agar segera ada solusi. Maka ada solusi namanya menjadi sub pangkalan," tambahnya.

"Tetapi itulah, nasi telah menjadi bubur,” ujar Sugeng.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads