Sederet Nama Tokoh Ramaikan Bursa Calon Pimpinan Danantara: Pandu Sjahrir, Rosan Roeslani, Agus Marto, Ignasius Jonan

Sederet Nama Tokoh Ramaikan Bursa Calon Pimpinan Danantara: Pandu Sjahrir, Rosan Roeslani, Agus Marto, Ignasius Jonan

Sederet nama tokoh mencuat menjelang peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara tinggal menghitung hari menuju Senin, 24 Februari 2025.-Danantara-

Hanya saja, Hardy menggarisbawahi agar tidak ada batasan terkait usia pejabat Danantara. Pasalnya, sempat beredar batasan usia maksimal 60 tahun untuk pejabat Danantara. 

“Tidak ada gunanya aturan tersebut. Kenapa harus dibatasi. Jika aturan tersebut tetap diberlakukan, maka kecil peluang bagi Agus dan Jonan untuk menempati posisi strategis di Danantara,” ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, saat ini usia Agus adalah 69 tahun dan Jonan, 61 tahun.

Demikian juga dengan Muliaman yang memasuki usai 64 tahun. Selain dua nama tersebut (Agus dan Jonan), Hardy tidak melihat calon-calon lainnya yang mumpuni untuk menempati posisi strategi di Danantara. 

BACA JUGA:Formappi Soroti Pembentukan Danantara, DPR Diminta Turun Tangan

Hanya sedikit orang yang mumpuni menempati posisi strategis di Danantara. Karena itu, Presiden Prabowo Subianto diminta lebih fokus memilih individu-individu profesional yang benar-benar memiliki pemahaman mendalam tentang investasi dan manajemen risiko.

“Untuk Rosan dan Muliaman its oke. Satu mantan Ketua Kadin Indonesia dan satu lagi mantan mantan bankir senior. Kalau Pandu oke juga sih. Hanya saja, dia tidak punya pengalaman dalam bidang sektor riil. Selama ini, dia lebih main ke investasi bukan ke sektor riil,” ujarnya. 

“Padahal, Danantara ini akan memayungi 7 BUMN besar dari sektor perbankan, pertambangan, telekomunikasi, sektor energi dan sektor migas. Jadi, kemampuannya harus lebih dari sekedar bermain di investasi saja,” tandasnya.

BACA JUGA:Danantara Diyakini Dukung Ekonomi 8%, MPR: BUMN Tumbuh Sehat

Kuncinya, kata Hardy, pengelola Danantara harus orang-orang profesional yang mendedikasikan waktunya benar-benar ke Danantara.

Tidak disambi atau rangkap jabatan sebagai Menteri atau posisi lainnya agar Danantara ini benar-benar efektif menjaga sebuah lembaga bisnis. 

“Sayang kan, lembaga sebesar itu, lembaga sestrategis itu, nomor 8 terbesar di dunia gagal mengelola uang Rp 9.600 triliun secara optimal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads