Tren Kanker Payudara pada Usia Muda: Kapan Harus Mulai Skrining?

Dr. Ruth menjelaskan bahwa skrining dilakukan pada individu yang tampak sehat, sementara deteksi dini lebih ditujukan untuk orang dengan risiko tinggi yang mungkin belum menunjukkan gejala, meskipun proses kanker sudah mulai terjadi.

"Untuk skrining, bisa dimulai pada usia 40 tahun, karena puncak risiko kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun. Namun, pada usia 20-an, terutama bagi yang sudah mengalami perubahan hormonal atau memiliki riwayat keluarga, pemeriksaan pun bisa dilakukan lebih awal," jelas dr. Ruth.

Ada dua metode utama untuk deteksi dini kanker payudara, yaitu Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis oleh tenaga medis).

Sadari sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 hingga hari ke-10 setelah menstruasi.

Pemeriksaan ini dilakukan sekali setiap bulan dan dapat membantu mendeteksi adanya benjolan atau perubahan pada payudara.

Sedangkan Sadanis dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter atau ahli radiologi menggunakan metode seperti USG, mamografi, atau MRI untuk memeriksa kondisi payudara secara lebih mendalam.

BACA JUGA:Jangan Putus Asa! Anak dengan Kanker Masih Punya Harapan Sembuh

Tidak Ada Batasan Usia untuk Pemeriksaan

Dr. Vera juga menegaskan bahwa meskipun pemeriksaan biasanya disarankan dimulai pada usia 40 tahun, tidak ada batasan usia untuk melakukan deteksi dini, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi.

"Bahkan anak-anak yang baru mengalami menstruasi pun bisa mulai melakukan pemeriksaan Sadari," imbuhnya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap perempuan, baik yang masih muda maupun yang lebih tua, untuk lebih peka terhadap kesehatan payudara mereka dan rutin melakukan pemeriksaan.

Dengan skrining dan deteksi dini yang tepat, kanker payudara bisa terdeteksi lebih awal dan pengobatannya pun bisa dilakukan lebih efektif.

 

 

Sumber: