Trump Tega Hukum China dengan Tarif 104%! Parahnya, Tarif Lain Segera OTW
Ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap barang-barang impor dari China.--CNBC
JAKARTA, DISWAY.ID – Kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, semakin memperburuk ketegangan perdagangan global terutama China.
Mulai Rabu, 9 April 2025, tarif impor yang dikenakan pada barang-barang dari China resmi diberlakukan, termasuk tarif yang mencengangkan sebesar 104% untuk barang-barang asal China.
Keputusan ini semakin memicu ketegangan dalam potensi perang dagang global.
Tarif ini diambil setelah Trump menerapkan kebijakan tarif baru yang berjumlah 10% terhadap berbagai barang impor dari negara-negara lain, termasuk Uni Eropa dan Jepang.
Namun, tarif terbesar jatuh pada China, yang menjadi pesaing utama ekonomi Amerika Serikat dilansir dari CBS News.
BACA JUGA:Keoptimisan Prabowo Hadapi Situasi Tarif Trump: Kita Kuat!
Dampak di Pasar Global
Dampak langsung dari kebijakan Trump ini sudah terlihat jelas di pasar global. Pasar saham Asia jatuh signifikan pada hari Rabu. Nikkei 225 Jepang turun 3,9%, sementara Hang Seng Hong Kong kehilangan 0,4%.
Meski begitu, Shanghai Composite justru berhasil bangkit dengan kenaikan 0,9%.
Pasar saham Eropa pun tak luput dari dampak kebijakan ini, dengan Paris turun 2,4%, Frankfurt jatuh 2,2%, dan London terjun 2,3%.
BACA JUGA:Strategi Sri Mulyani Pangkas Beban Pengusaha Dampak Tarif Dagang Trump
Kebijakan yang Mengguncang Ekonomi Dunia
Trump menyebutkan bahwa tarif baru ini akan membuka pintu untuk negosiasi lebih lanjut dengan negara-negara mitra dagang.
Namun, kebijakan ini tidak hanya berdampak pada negara-negara yang berseteru dengan Amerika, tetapi juga meningkatkan ketakutan resesi global.
"Negosiasi akan dimulai dengan tawaran terbaik dari negara-negara di dunia," kata Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih. Trump juga menekankan bahwa hanya kesepakatan yang menguntungkan pekerja Amerika yang akan diterima.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
