bannerdiswayaward

Viva il Papa! Paus Leo XIV Dilantik, Kutuk Eksploitasi Kaum Miskin dalam Misa Perdana

Viva il Papa! Paus Leo XIV Dilantik, Kutuk Eksploitasi Kaum Miskin dalam Misa Perdana

Paus Leo XIV, paus pertama asal Amerika Serikat, mengecam eksploitasi terhadap kaum miskin dalam Misa pelantikannya di Lapangan Santo Petrus, sebuah acara yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, keluarga kerajaan, dan puluhan ribu umat Katolik.--Vatican News

Misa pada 18 Mei ini penuh dengan simbolisme, termasuk penyerahan resmi lambang-lambang jabatan kepada Paus Leo.

Ia menerima pallium—kain wol domba yang melambangkan kepedulian pastoral dan perannya sebagai gembala umat—serta cincin nelayan, simbol otoritas paus sebagai penerus Santo Petrus, seorang nelayan dan dianggap sebagai paus pertama.

Tepuk tangan meriah terdengar ketika Paus mengenakan pallium untuk pertama kalinya dalam upacara tersebut.

Vatikan juga mengungkapkan detail mengenai cincin tersebut: di bagian luar terdapat gambar Santo Petrus, sementara di bagian dalam terukir nama “Leo XIV” serta lambang kepausannya.

Semua uskup mengenakan cincin sebagai simbol ikatan mereka dengan gereja lokal yang mereka pimpin, sedangkan cincin Paus, sebagai Uskup Roma, melambangkan “pernikahan” simbolisnya dengan seluruh Gereja.

BACA JUGA:Arsenal Beri Lampu Hijau Mikel Arteta Bidik Pemain Bintang Real Madrid Senilai Rp 1,8 Triliun

Saat cincin itu diberikan kepadanya, Paus Leo tampak terharu, menunduk dan menatap jari manisnya dengan mata berkaca-kaca.

Bacaan Kitab Suci dalam misa tersebut berfokus pada sosok Santo Petrus dan bagian penting dari Injil Yohanes, sebuah teks yang menjadi dasar pelayanan paus sebagai penerus Petrus.

Upacara pelantikan paus telah mengalami berbagai perubahan sepanjang sejarah. Dahulu, pelantikan juga mencakup "penobatan," yakni pemasangan tiara kepausan di kepala paus baru.

Penobatan terakhir dilakukan pada tahun 1963 untuk Paus Paulus VI, yang kemudian memutuskan untuk menjual tiara tersebut dan menyumbangkan hasilnya untuk amal. Tiara itu dibeli oleh umat Katolik di Amerika Serikat dan kini dipajang di Basilika National Shrine of the Immaculate Conception di Washington, D.C.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads