Karya Desain Prodi Interior President University Tembus Internasional, Dipesan Buyer AS, Jepang hingga Australia
JAKARTA, DISWAY.ID - Prodi Interior Desain President University kembali menorehkan prestasi gemilang usai karya produk desain mahasiswa dan dosennya mampu menembus pasar internasional.
Karya desain berupa produk furniture seperti produk mebel dan kursi telah dipesan oleh sejumlah buyer yang berasal dari Amerika Serikat, Columbia, Australia hingga Jepang.
"Saya secara rutin itu memang membantu pabrik mebel di cirebon, PT. Dilmoni dan PT. Balagi. Jadi untuk membantu mereka biasanya saya mulai dengan membuat desain mebel dan kursi dalam bentuk sketsa, kemudian sketsa itu kemudian dikembangkan menjadi prototype untuk kemudian dipasarkan ke bayer-bayer luar negeri," jelas Drs. Prabu Wardono, M.Ds, PhD., Dosen Prodi Interior Design President University di Jakarta, Senin 19 Mei 2025.
Lebih lanjut, hasil produk desainnya itu telah dikirim ke perusahaan mebel ternama di Amerika yaitu Nalika dan Asaya, termasuk juga ke Australia dan Kolombia.
BACA JUGA:DLH Kota Bekasi Apresiasi Inovasi BSU Sapta Pesona Kurangi Sampah dengan Budidaya Maggot
"Kalau yang buyer asal Jepang, mereka belinya dari PT Balaji, nama produknya Fikasa, itu lounge chair. Kursi ini desain baru saya yang kebetulan menarik minat pasar Jepang," jelas Prabu.
Selain itu, mahasiswa Interior Design Presuniv juga berhasil melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan furnitur asal Turki.
"Mahasiswa kita setiap tahunnya memang selalu memamerkan karya-karya hasil desainnya, salah satunya lewat Pameran IFEX 2025 di Jakarta kemarin ini. Dari situ ada sekitar enam produk yang dilirik dari perusahaan asal Turki. Mereka tertarik untuk kerjasama," jelas Prabu.
Adapun kunci keberhasilan produk mebel dan kursi berbahan rotan karya Presuniv mampu tembus pasar internasional terletak pada desainnya yang unik dan elegan.
BACA JUGA:Polda Metro Beberkan Kronologi Kericuhan Massa Ormas di RSUD Tangsel
"Yang jelas produk itu kan pertama harus memenuhi kebutuhan pasar dunia, misalnya untuk dipakai di restoran-restoran, di bistro, di cafe, di hotel dan lain sebagainya. Nah setelah kriteria dasar itu terpenuhi, baru kemudian kita coba mempertimbangkan selera. Misalnya selera pasar untuk Jepang itu mungkin berbeda dengan selera pasar di Eropa atau dengan Australia dan Amerika dan sebagainya. Termasuk tren dan ukuran juga menjadi salah satu pertimbangan untuk dipenuhi oleh mahasiswa dalam mendesain produknya," jelas Prabu.
Tak hanya itu, menurut Doktor lulusan Chiba University, Jepang ini, kemampuan khusus selain kompetensi dasar mendesain mebel kursi yang perlu dimiliki mahasiswa untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar mebel rotan luar negeri ialah kemampuan untuk mengeksploitasi bahan rotan sejauh mungkin sesuai karakter bahannya yang lentur yang berbeda dengan bahan kayu atau metal.
"Dan mahasisqa harus juga mampu menawarkan solusi desain yang baru yang belum pernah dibuat oleh pabrik manapun di dunia," imbuh Prabu.
Sementara itu, Dekan Faculty of Art, Design, dan Architecture (FADA) President University, Agus Canny, menambahkan bahwa pihaknya memang sangat fokus dalam mendidik mahasiswa agar mampu berdaya saing di tingkat global.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
