bannerdiswayaward

Tingkatkan Kualitas Kesehatan Jantung, Philips Soroti Pentingnya Adopsi Teknologi Canggih

Tingkatkan Kualitas Kesehatan Jantung, Philips Soroti Pentingnya Adopsi Teknologi Canggih

Tingkatkan Kualitas Kesehatan Jantung, Philips Soroti Pentingnya Adopsi Teknologi Canggih-Disway/Bianca Chairunisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Sebagai pemimpin global di bidang teknologi kesehatan, Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA) juga turut menjadi pihak yang menyoroti pentingnya percepatan inovasi layanan kesehatan.

Menurut Presiden Direktur Philips Indonesia, Astri Ramayanti Dharmawan, peran dari teknologi canggih seperti kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) telah prioritas yang mendesak untuk mengatasi meningkatnya beban penyakit kardiovaskular di Indonesia.

BACA JUGA:Berapa Batasan Gaji Orang Tua untuk Daftar KIP Kuliah 2025? Camaba Wajib Cek

BACA JUGA:Disaksikan Presiden RI dan Prancis, PLN dengan HDF Energy dan PT SMI Kembali Tegaskan Komitmen Akselerasi Pemanfaatan Hidrogen

“Perjuangan Indonesia melawan penyakit jantung memerlukan lebih dari sekadar tenaga medis, kita memerlukan inovasi. Dengan keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung dan beban penyakit yang terus meningkat, 

“Kita butuh solusi teknologi kesehatan yang mampu mempercepat diagnosis dan intervensi,” jelas Astri pada Rabu 28 Mei 2025.

Bukan tanpa alasan. Pasalnya, penyakit kardiovaskular menjadi tantangan besar bagi sistem kesehatan di Indonesia. 

Diketahui, sekitar 650.000 orang didiagnosis setiap tahunnya, dan penyakit ini menjadi penyebab kematian utama di tanah air.

BACA JUGA:Rider Yamaha Racing Indonesia Siap Lanjutkan Tradisi Podium di ARRC 2025 Sepang Pekan Ini

BACA JUGA:IMT-GT Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan Melalui Penandatanganan Kerangka Kerja CIQ

Tidak hanya itu, penyakit jantung sendiri menyebabkan beban biaya kesehatan sebesar Rp10,3 triliun, atau lebih dari 700 juta dolar Amerika Serikat setiap tahun.

Selain jtu menurut Ketua Bidang Medis Yayasan Jantung Indonesia (YJI) sekaligus kardiologis di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Ario Soeryo Kuncoro, saat ini masih belum ada dokter jantung di daerah tertentu di Indonesia serta belum lengkapnya fasilitas diagnostik penyakit jantung.

“Akibatnya, pasien datang dalam kondisi yang sudah lebih parah dan sulit ditangani,” pungkas Ario.

Dalam menghadapi kondisi Ini sendiri, Ario menambahkan pentingnya untuk melakukan mempercepat upaya edukasi, pencegahan, serta deteksi dan pengobatan dini.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads