Bapak dan Anak Asal Maros Ini Berhaji Ifrad, Kenakan Ihram Sejak 17 Mei
Tangisharu Aulia (kanan) karena bisa berhaji ifrad bersama sang ayah, Muhammad Nasir (kiri).-Mohamad Nur Khotib/Media Center Haji 2025-
Ya, haji ifrad menuntut jamaah untuk terus dalam keadaan ihram sejak miqat hingga seluruh rangkaian ibadah haji selesai.
Itu artinya, ada sejumlah larangan yang harus dijaga dengan sangat ketat: tidak memakai pakaian berjahit, tidak menggunakan wangi-wangian, tidak memotong kuku atau mencukur rambut, tidak menutup kepala (bagi laki-laki), hingga menahan diri dari perdebatan dan hal-hal yang membatalkan atau melanggar kesakralan ihram.
BACA JUGA:Produk Indonesia Kian Menggeliat di Pasar Haji: Ekspor Bumbu dan Tuna Tembus Puluhan Miliar
“Salah satu yang kami jaga betul adalah tidak menggunakan sabun, tidak sikat gigi, takut berdarah. Itu bisa kena dam,” ujar Aulia.
Dia juga menceritakan bahwa untuk menghindari pelanggaran, mereka meminimalkan aktivitas di luar.
“Biasanya dari hotel ke Masjidilharam saja. Kalau belanja pun kami tidak menawar. Langsung beli kalau cocok, supaya tidak memicu debat,” katanya.
BACA JUGA:Visa Haji Resmi Ditutup, Dirjen Haji Pastikan Visa 203.279 Jamaah Haji Indonesia
“Kumis ini saja dibiarkan tumbuh sejak berangkat. Terakhir dicukur ya sebelum berangkat ke Tanah Suci,” tambahnya.
Bagi Aulia, ini adalah kali pertama dia menjejakkan kaki di Tanah Suci. Momen kedatangan di Makkah membekas sangat dalam.
BACA JUGA:Saudi Tegaskan Adahi Jadi Satu-satunya Jalur Resmi Dam dan Kurban Haji 2025, Ini Imbauan PPIH!
“Begitu turun dari pesawat, saya tidak bisa berkata-kata. Hanya menangis. Ka'bah yang selama ini hanya saya lihat di HP, kini nyata di depan mata. Saya langsung teringat anak saya di rumah, usianya baru dua tahun,” ujarnya terharu.
Aulia yang kini tinggal satu rumah dengan ayahnya di Maros, adalah seorang pengelola kursus bahasa Inggris.
BACA JUGA:Visa Haji Reguler 2025 Hampir Rampung 100 Persen, Kemenag Kawal Ketat Proses Batal-Ganti
Dia menceritakan bahwa sejak kecil sang ayah memang sudah bertekad membawa anaknya ke Tanah Suci.
“Saya didaftarkan haji sejak usia 12 tahun. Waktu saya masih balita, bapak pernah berkata, ‘Nanti kita ke Tanah Suci sama-sama.’ Alhamdulillah, Allah kabulkan,” katanya sambil menahan tangis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
