bannerdiswayaward

Lima Prestasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 dan Sedikit Catatan Evaluatif

Lima Prestasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 dan Sedikit Catatan Evaluatif

Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, Imam Jazuli memberi usulan terkait islah Yahya Cholil Staquf atau yang kerap disapa Gus Yahya dengan Rais 'Aam.-ist-

Tak ada gading yang tak retak. Sayangnya terobosan dan prestasi di atas menyisakan pekerjaan rumah dan evaluasi menyeluruh. Terutama dalam hal tanggap darurat dan mitigasi terkait dengan teknis multi syarikah di lapangan. Tahun 2024 karena hanya satu syarikah, maka semuanya mudah dikendalikan. Karena satu pintu.

Untuk mekanisme pengisian open seat (OS) pada waktu di Embarkasi juga langsung terhubung ke satu-satunya syarikah, sehingga ketika terjadi OS karena pergantian jadwal atau kendala teknis seperti keterlambatan terbitnya visa atau jamaah sakit dan meninggal dunia langsung input data dan on going ke satu syarikah. 

BACA JUGA:PKB dan Politik Kepedulian Bangsa

BACA JUGA:Jalan Islah Polemik Nasab: Kembali ke Ikatan Kultural Kebangsaan dan Program Kebhinnekaan

Berbeda dengan tahun 2025 yang menggunakan 8 syarikah. Di sana ada kendala nomor porsi kuota dan nomor urut visa yang sebelumnya sudah dibagi ke syarikah yang berbeda-beda tanpa ada mitigasi dan antisipasi yang matang. Belum lagi ditambah dengan mekanisme penggabungan mahram, pendamping lansia, dan lain-lain yang juga berefek pada penempatan jamaah pada syarikah yang berbeda. 


amaah haji yang sakit mengikuti safari wukuf agar tetap bisa memenuhi rukun dan wajib haji.-Foto: Media Center Haji 2025-

Demikianlah yang terjadi dan ini membuat jamaah terpisah dari keluarga, mahram/pendamping, regu, rombongan, KBIH dan kloter dan efek karambolnya sampai Armuzna, bahkan sampai kepulangan ke tanah air. Untungnya kejadian ini tidak berlangsung lama. Petugas langsung sigap mencari solusi dengan meminta salah satu syarikah untuk menggabung yang terpencar, sehingga pada gelombang kedua kejadian relatif lebih kondusif. Kendala lain adalah krodit di Armuzna, banyak sekali keluhan jamaah haji yang jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina akibat tidak tegasnya aturan murur dan longgarnya pilihan tanazul.

Kini, jamaah haji Indonesia berangsur pulang ke Tanah Air. Gelombang pertama melalui Bandara Jeddah, dilanjutkan dengan gelombang kedua melalui Bandara Madinah. Menurut Siskohat, hingga Minggu, 15 Juni 2025, pukul 15.41 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah ada 64 kelompok terbang (kloter) dari 525 kloter yang tiba di Indonesia, dengan total 25.011 jamaah. Semoga semuanya mendapat haji yang mabrur. (*)

*) Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithoh Ma'ahid Islamiah (Asosiasi Pondok Pesantren Se-Indonesia), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 dan Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads