PKB dan Politik Kepedulian Bangsa
Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, Imam Jazuli memberi usulan terkait islah Yahya Cholil Staquf atau yang kerap disapa Gus Yahya dengan Rais 'Aam.--
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat melaunching 200 mobil siaga ambulans, pada Minggu, 18 Mei 2025, bertempat di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung. Kegiatan ini menjadi salah satu komitmen terhadap pelayanan kemanusiaan dan kedaruratan, khususnya bagi rakyat Jawa Barat. Ini bagaikan nyala lilin di tengah gelap gulita malam.
Yang paling penting dari kegiatan tersebut adalah pesertanya, yang dihadiri 200 politisi PKB dan 600 relawan medis dari seluruh Jawa Barat. Angka ini setara dengan 0,0016 % dari total penduduk Provinsi Jawa Barat yang sebesar 50,35 juta jiwa pada Juni 2024 menurut Badan Pusat Statistika. Walaupun angka ini masih kecil, tetapi PKB telah menunjukkan usahanya untuk mengabdi bangsa.
Upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Jawa Barat sangat penting. Pada tanggal 12 Februari 2024, BPS Jawa Barat juga merilis data yang mencengangkan tentang persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan di tahun 2023. Angka keluhan tertinggi terdapat di Pangandaran sebesar 41,48% dari total penduduk. Disusul kemudian oleh Ciamis (36,36%), Majalengka (35,65%), Cianjur (34,20%), Kuningan (34,31%), dan Indramayu (32,54%).
BACA JUGA:Krisis Profesionalisme dalam Sistem Kesehatan: Saat Suara Dokter Dibungkam
BACA JUGA:Keseruan Konser Perjalanan Karier 30 Tahun Rossa: Here I Am
Namun demikian, selain masalah langsung kesehatan, PKB juga perlu memahami kultur masyarakat. Sebuah kenyataan pahit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam program Cek Kesehatan Gratis masih minim. Pada Senin, 21 April 2025, Dinkes Jawa Barat menilai warga belum banyak memanfaatkan program dari Presiden Prabowo Subianto ini.
Banyak problem dasar yang harus dipetakan dengan lebih jelas, di tengah tingginya keluhan kesehatan, masyarakat Jawa Barat tidak memanfaatkan programm kesehatan gratis, apakah hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi pemerintah, kurangnya alat transportasi yang menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan secara real-time dan door-to-door, ataukah rendahnya kesadaran warga tentang urgensi kesehatan.
Dengan memanfaatkan manajemen yang baik terhadap 600 relawan medis, PKB perlu fokus untuk menguraikan masalah. Penyediaan ambulans gratis memang akan mengurangi masalah transporatasi yang menghubungkan rumah warga dengan layanan kesehatan secara ontime, real-time, dan 24 jam. Namun, masalah tidak selesai hanya dengan menyediakan alat transportasi. PKB juga perlu menciptakan sistem yang lebih kondusif.

Launching mobil siaga ambulance PKB di Bandung--
PKB dan Dinkes Jawa Barat perlu bersama-sama untuk memecahkan problem kesadaran warga akan pentingnya menjaga kesehatan. Pemerintah telah menyediakan layanan kesehatan secara gratis, namun karena tingkat kesadaran yang masih rendah maka fasilitas yang tersedia tidak dimaksimalkan. Rendahnya tingkat kesadaran adalah satu problem tersendiri. Pengalaman Dinkes Jawa Barat tidak boleh terulang pada layanan 200 mobil ambulans gratis dari PKB. Jangan sampai masyarakat juga tidak dimaksimalkan oleh warga.
Untuk meningkatkan kesadaran warga, sosialisasi yang lebih massif perlu dilakukan. Strategi yang digunakan haruslah bersifat hybrid, menggunakan media maupun doo-to-door. Dengan begitu, kerjasama Dinkes Jawa Barat dan PKB harus mampu menyentuh tingkat pemerintahan yang paling bawah, kelurahan/desa. Tokoh-tokoh masyarakat akar rumput juga perlu dilibatkan. Hanya dengan gerakan bersama semacam inilah, tingkat kesadaran warga akan kesehatan lebih baik.
Menurut data dari Pemerintah, terdapat 625 kecamatan dan 5,877 desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat. Dengan mendistribusikan 200 ambulans gratis, PKB sebenarnya telah menyumbang 30%, dengan asumsi satu kecamatan satu mobil. Dengan begitu, launching perdana ini bisa menjadi test-case bagi PKB. Jika berhasil maka angka bisa ditingkatkan secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga nantinya satu kecamatan satu mobil ambulans Untuk itu, manajemen pengelolaan operasional mobil ambulans harus modern dan profesional.
BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Turun di Sabtu Berkah, 24 Mei 2025: Berlaku di Seluruh SPBU Indonesia
BACA JUGA:Mencari Jalan Islah bagi Ba’alawi dan PWI Laskar Sabilillah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
