BGN Catat Penerima MBG Capai 7 Juta Orang, Targetkan 82 Juta Penerima Pada Akhir 2025
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah mencapai 7 juta-Dok. PCO-
Menurut Redy, BGN sedang mempercepat proses verifikasi mitra SPPG. Ada sekitar 4 ribu SPPG yang akan diverifikasi.
Harapannya target BGN pada Agustus, yakni sebanyak 24 juta penerima manfaat dengan total 8 ribu SPPG bisa tercapai.
“Kita semua berharap Badan Gizi Nasional tetap bisa melaksanakan operasionalisasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dengan standar-standar yang sudah kami tentukan untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan oleh kita semua,” kata Redy.
BACA JUGA:Tak Main-Main! DPR Bentuk Tim Khusus Awasi Proyek Penulisan Ulang Sejarah RI
BACA JUGA:Tom Lembong Dituntut 7 Tahun Hanya Merasa Tak Bersalah, Pakar Hukum: JPU Belum Banyak Pengalaman
Sementara itu, Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak semata-semata memberi makan, melainkan membentuk budaya baru tentang makan sehat, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga untuk mewujudkan keluarga sehat, anak cerdas dan masyarakat Indonesia yang produktif.
“Untuk itu kita tidak bisa hanya fokus pada distribusi makanan tetapi harus membangun ekosistem yang sehat yang dilihat dari sisi demand maupun suply. Dari sisi demand kita akan mendorong kesadaran dan perilaku konsumen sehingga semua masyarakat ada sisi permintaan terhadap konsumsi makanan sehat,” kata Ikeu.
Melalui program MBG, Ikeu menjelaskan, BGN mendorong seluruh penerima manfaat baik peserta didik, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk mampu memahami prinsip gizi seimbang yang sesuai dengan karakter individu dan kondisi psikologis mereka.
BACA JUGA:Soal Pemilu Terpisah, Surya Paloh Sebut MK Teledor: DPR Wajib Bahas Putusan Secara Hati-hati
BACA JUGA:Profil Adik Luhut dan Anak Putra Pahlawan D.I. Pandjaitan yang Dicalonkan Jadi Duta Besar
“Sehingga mereka memahami betul berapa asupan gizi yang harus mereka konsumsi baik dari sisi kalori, vitamin, mineral, maupun protein. Kemudian mereka bisa menginternalisasikan pola makan sehat itu termasuk pemenuhan kebutuhan gizi mereka,” papar Ike.
Ia berharap masyarakat mampu mengimplementasikan budaya makan sehat dengan 20 sampai 30 persen angka kecukupan gizi untuk sarapan dan 30-35 persen angka kecukupan gizi untuk makan siang seperti diberikan BGN kepada anak-anak peserta didik, ibu hamil dan ibu menyusui.
BGN juga mendorong penerima manfaat, khususnya anak-anak, untuk mengenali visualisasi porsi makan yang seimbang agar anak bisa mempelajari secara langsung dari food tray yang diterima setiap hari.
“Dari situ bisa kelihatan berbagai sumber zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari, juga berbagai porsi atau komposisi zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari,” ujar Ikeu.
Yang tidak kalah penting dari edukasi gizi ini, tambah Ike, adalah memastikan lingkungan di sekitar penerima manfaat dapat mendukung terbangunnya konsumsi makanan yang sehat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: