Apa Itu Fenomena Aphelion? Bagaimana Dampaknya untuk Bumi

BACA JUGA:Gunung Padang Dipastikan Warisan Peradaban Manusia Bukan Fenomena Alam, Siap Dipugar!

Bentuk elips ini terjadi akibat kombinasi berbagai gaya gravitasi, terutama dari planet-planet besar seperti Jupiter dan pengaruh bulan terhadap bumi.

Hal tersebut menyebabkan bumi mempunyai dua titik penting dalam orbitnya: aphelion dan perihelion.

Kapan Waktu Terjadi Fenomena Aphelion?

Melansir dari Time and Date, fenomena ini terjadi pada 4 Juli 2025 lalu.

Kala itu, jarak antara bumi dan matahari mencapai sekitar 152.087.738 kilometer persegi. Bandingkan dengan perihelion yang terjadi pada 4 Januari, di mana jaraknya hanya sekitar 147.103.686 kilometer.

BACA JUGA:Fenomena Langka! Ada 2 Kali Puasa Ramadan Tahun 2030, Ini Penjelasan Pakar Fisika IPB

Meski ada perbedaan sekitar 5 juta kilometer yang terdengar besar, tetapi dalam konteks orbit planet, selisih ini terbilang kecil/

Namun, tetap saja fenomena tersebut sangat penting untuk para ilmuwan dalam memahami dinamika tata surya.

Dampak Fenomena Aphelion

Nah, salah satu pertanyaan yang paling umum sering diutarakan, apakah aphelion ini menyebabkan cuaca jadi lebih dingin?

Jawabannya adalah tidak secara langsung. Musim di bumi ini tak ditentukan dengan jarak dari matahari, tetapi kemiringan sumbu rotasi bumi sebesar 23,5 derajat.

Menariknya, aphelion terjadi saat belahan bumi utara tengah mengalami musim panas.

BACA JUGA:Wow! Bakal Banyak Fenomena Langit Sepanjang Tahun 2025, Ada Cincin Saturnus Hilang di Bulan November

Artinya, walaupun jarak ke matahari sedang jauh-jauhnya, wilayah seperti Indonesia, Eroopa hingga Amerika Utara justru berada dalam periode terpanas.

Namun, karena bumi bergerak sedikit lebih lambat bila berada di titik aphelion, musim panas di belahan bumi utara cenderung lebih panjang dibanding dengan musim panas di selatan.

Hal ini dikenal sebagai dampak dari hukum kedua Kepler tentang kecepatan orbit.

Sumber: