Sering Bertanya Gejala Penyakit ke ChatGPT? Kemenkes Ungkap Bahayanya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan peringatan keras terkait kebiasaan masyarakat yang sering menggunakan AI untuk mendiagnosis sendiri gejala penyakit-Disway.id/Hasyim Ashari-
Diagnosis dan penanganan penyakit seringkali membutuhkan empati, pertimbangan etis, dan kemampuan untuk menenangkan pasien. AI tidak memiliki kemampuan ini. Saran yang diberikan bisa terasa dingin, mekanis, dan tidak mempertimbangkan aspek psikologis pasien.
4. Menunda Penanganan Medis Profesional
Mengandalkan "diagnosis" dari ChatGPT dapat memberikan rasa aman palsu atau justru menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, yang pada akhirnya menunda pasien untuk mencari pertolongan medis profesional.
Penundaan ini bisa berakibat fatal, terutama untuk kondisi yang memerlukan intervensi cepat.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional (dokter, perawat, atau apoteker) jika mengalami gejala penyakit.
Teknologi AI, termasuk yang sedang dikembangkan Kemenkes, akan menjadi alat bantu yang powerful di tangan para profesional, bukan sebagai sarana diagnosis mandiri yang berisiko. Kesehatan adalah aset berharga yang tidak boleh dipertaruhkan dengan informasi yang belum teruji keakuratannya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
