Pramono Duga Angka Kemiskinan di Jakarta Melonjak karena Banyaknya Pendatang

Akibatnya ketika garis kemiskinan meningkat, penduduk yang sebelumnya berada sedikit di atasnya berpotensi besar tergelincir menjadi kelompok miskin.

BACA JUGA:Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta yang Dirilis Kemenag, Pendekatan Pendidikan pada Titik Temu Manusia!

BACA JUGA:Kompolnas Desak Polda Metro Umumkan Hasil Autopsi Kematian Diplomat Arya Daru

Berdasarkan data BPS saat ini jumlah penduduk miskin di Jakarta bertambah menjadi 464.870 orang atau naik sekitar 15.800 orang dari periode sebelumnya.

Sementara garis kemiskinan di Jakarta turut meningkat menjadi Rp852.798 per kapita per bulan. Data ini naik sebesar 6,79 persen dari September 2024.

Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya biaya hidup minimum yang harus dipenuhi warga Ibu Kota.

Nurul memaparkan, salah satu penyebab naiknya garis kemiskinan adalah inflasi tinggi yang terjadi sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Bahkan, sambung Nurul inflasi di DKI pada periode itu tercatat lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Sejumlah komoditas utama yang mendorong inflasi antara lain tarif air minum, sewa rumah, beras, daging sapi, aneka sayuran, serta jasa asisten rumah tangga.

BACA JUGA:Timnas U-23 Dilanda Badai Cedera Jelang Lawan Thailand, Gerald: Kami Punya Skuad Bagus

BACA JUGA:VinFast VF 7 Unjuk Gigi: Desain, Performa Hingga Harga, Terjangkau?

Kenaikan harga tersebut semakin terasa menjelang bulan Ramadan. Lonjakan inflasi turut memicu naiknya harga kebutuhan pokok, yang berimbas langsung ke daya beli rumah tangga miskin.

Saat ini BPS DKI Jakarta masih mendalami wilayah-wilayah yang mengalami peningkatan angka kemiskinan tertinggi.

Terutama di kawasan perbatasan Ibu Kota seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.

Misalnya potret kemiskinan di Jakarta Timur yang berbatasan dengan Bekasi, atau Jakarta Selatan yang berbatasan dengan Depok, maupun Jakarta Barat yang berbatasan dengan Tangerang.

Sumber: