bannerdiswayaward

Danantara Siap Lampaui Temasek & Khazanah

Danantara Siap Lampaui Temasek & Khazanah

DANANTARA Indonesia mengonsolidasikan 844 BUMN. Selaku sovereign wealth fund (SWF), diprediksi bakal melampui Temasek dan Khazanah.-dhimas fin-

"Bagaimana membuat ini menjadi lebih prospektif dan memiliki nilai strategis. Maka dari hulunya Danantara harus punya skenario besar," jelas Herry.

Danantara Harus Jadi Trigger

Di sisi lain, Danantara harus memiliki pengelolaan strategi bisnis yang matang. Ini untuk memastikan pengelolaan di internalnya dilakukan dengan proper. Targetnya menarik investor mancanegara.

Menurutnya, jaminan good governance adalah magnet utama bagi investor. Yang terpenting, Danantara harus dapat melakukan pengecekan secara berkala atau random. 

Pengecekan rutin itu dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi penyelewengan, korupsi atau risiko lainnya. 

Karena hal ini juga akan berdampak pada proyek atau calon proyek yang memiliki potensi untuk mengembangkan aset BUMN

"Danantara harus melakukan audit secara berkala. Selain Dalam pengelolaan bisnis ada dua jenis control. Yang pertama sebelum proyek atau dalam proses secara reguler dijalankan perusahaan. Yaitu pengelolaan manajemen risiko," ujar Herry.

Dia berharap mandat yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada Danantara dapat mendorong nilai investasi yang ditetapkan Kepala Negara. 

"Bagi saya sih Danantara harus mampu menjadi trigger. Kalau sekarang modalnya Rp10 triliun, kemudian menjadikan asetnya menjadi Rp50 triliun. Kira-kira seperti itu," harapnya. 

Tapi, aset Rp50 triliun itu bukan di kas Danantara. Tapi di dalam proyek atau di investasi sektoral. Dengan begitu investasi meningkat. Endingnya pertumbuhan ekonomi nasional membaik. Penyerapan tenaga kerja pun semakin besar.

Pentingnya Pemetaan Masalah

Pengelolaan untuk meningkatkan aset BUMN memang tidak mudah. Bahkan bisa dibilang sulit. Sulit banget.  

Karena itu, Danantara harus memiliki beberapa pertimbangan atau strategi cerdas. 

BUMN beserta anak, cucu dan cicitnya jangan selalu meminta suntikan dana dari APBN. 

Hal itu disampaikan pengamat Ekonom INDEF, Esther Sri Astuti. Menurutnya, Danantara harus menangani permasalahan tersebut dalam mengelola aset BUMN. Caranya membentuk strategi dalam bidang bisnis. Model bisnis yang jelas. Yang paling penting mengenali karakter setiap cabang BUMN. 

"Jadi, tidak mudah ya untuk mengelolanya. Apalagi di sebagian BUMN ada yang sehat. Ada yang sakit. Jadi ritmenya berbeda. Itu tantangannya. Nah, Danantara diminta untuk mengelola aset BUMN," jelas Sri Astuti saat dihubungi Disway pada Rabu, 30 Juli 2025.

Yang harus dilakukan Danantara untuk mengurangi potensi penurunan aset adalah mengenali satu per satu masalah di setiap BUMN. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads