Rencana Netanyahu Kuasai Penuh Gaza Disetujui Kabinet, 3 Langkah Operasi Segera Digelar
Bangunan-bangunan sipil di Gaza diratakan oleh militer Israel -bbc.co.uk-
Tekanan Diplomatik – Negara-negara Arab dan PBB dipastikan akan meningkatkan tekanan terhadap Israel.
Dengan garis waktu yang jelas bahwa batas evakuasi 7 Oktober, lalu serangan penuh setelahnya, maka dunia kini tinggal menunggu. Apakah Gaza City akan menjadi titik balik konflik atau justru membuka babak perang yang lebih besar.
Hamas: Rencana Netanyahu adalah Kejahatan Perang
Rencana Netanyahu untuk menguasai penuh Gaza City langsung memicu reaksi keras dari Hamas.
Melalui pernyataan resminya, juru bicara kelompok itu menyebut langkah Israel sebagai “kejahatan perang terang-terangan” yang akan memperburuk penderitaan rakyat Palestina.
BACA JUGA:Drama Pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte Pupus di Senat Filipina
“Hamas menegaskan, upaya pendudukan total ini adalah kelanjutan dari genosida dan pembersihan etnis yang dilakukan Israel di Jalur Gaza,” ujar perwakilan Hamas, seperti dikutip CNN.
Hamas juga menuding langkah evakuasi massal ke Rafah bukanlah misi kemanusiaan, melainkan taktik pemaksaan pemindahan penduduk (forced displacement) yang dilarang hukum internasional.
Mereka menegaskan, perlawanan bersenjata akan terus dilakukan jika Israel nekat melaksanakan operasi militer tersebut.
Peringatan ke Komunitas Internasional
Dalam pernyataannya, Hamas mendesak PBB, negara-negara Arab, dan komunitas internasional untuk menghentikan rencana Israel sebelum 7 Oktober, batas waktu yang ditetapkan Netanyahu untuk tahap evakuasi.
Mereka memperingatkan bahwa pendudukan Gaza City akan memicu eskalasi konflik regional yang lebih luas, termasuk potensi keterlibatan kelompok milisi di Lebanon dan Suriah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
