Rencana Netanyahu Kuasai Penuh Gaza Disetujui Kabinet, 3 Langkah Operasi Segera Digelar
Bangunan-bangunan sipil di Gaza diratakan oleh militer Israel -bbc.co.uk-
TEL AVIV, DISWAY.ID-- Ketegangan di Timur Tengah memasuki babak baru. Setelah rapat maraton selama 10 jam, kabinet keamanan Israel resmi menyetujui rencana revisi Benjamin Netanyahu untuk menguasai penuh Gaza City.
Meski disebut “versi yang dilunakkan” dari proposal awal, rencana ini tetap memuat operasi militer besar yang akan dijalankan dalam tiga tahap.
"IDF akan bersiap untuk menguasai Kota Gaza sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran," kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
BACA JUGA:Diboikot Irlandia, Israel Ngadu ke AS, Trump Ngamuk Naikkan Tarif Impor 250 Persen!
Target Utama: Gaza City
Berbeda dari spekulasi awal, Israel belum akan menduduki seluruh Jalur Gaza. Fokus pertama adalah mengurung dan merebut Gaza City, pusat urban terbesar yang kini menjadi simbol perlawanan Hamas.
Menurut sumber militer, strategi ini dipilih agar operasi lebih terkonsentrasi dan “terukur” dalam mengurangi perlawanan.
Tiga Tahap Operasi
Rencana yang telah disetujui ini memetakan operasi menjadi tiga fase besar:
-
Fase 1 – Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza City
Sebelum serangan dimulai, Israel akan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan untuk mengurangi tekanan internasional. Pasokan makanan, obat-obatan, dan air akan diarahkan ke wilayah yang masih dihuni warga sipil. -
Fase 2 – Evakuasi Massal Warga Sipil
Sekitar 350.000 warga Gaza City akan dievakuasi ke Rafah — kota yang saat ini sudah dikuasai Israel. Evakuasi ini dibatasi hingga 7 Oktober 2025. Langkah ini diyakini sebagai persiapan untuk mengosongkan area sebelum pertempuran darat dimulai. -
Fase 3 – Pengepungan dan Invasi Darat
Usai tenggat evakuasi, Israel akan mengepung Gaza City. Pengepungan diprediksi membentang sepanjang Koridor Netzarim, lalu bergerak ke selatan mengikuti Jalan Raya al-Rashid di pesisir. Setelah pengepungan sempurna, manuver darat besar-besaran akan dimulai untuk merebut kota.
Kalkulasi Politik dan Militer
Sumber dari lingkaran kabinet Netanyahu menyebut, penyusunan ulang rencana ini adalah hasil kompromi antara tuntutan militer dan tekanan diplomatik. Langkah “humanitarian first” di fase awal diyakini sebagai strategi mengurangi kecaman global, sambil tetap mengamankan target strategis.
Namun, analis menilai, meski dikemas dengan tahapan kemanusiaan, ujung dari operasi ini tetaplah pendudukan. “Fase bantuan dan evakuasi hanya membuka jalan bagi operasi militer penuh,” kata seorang analis Timur Tengah di Tel Aviv.
Dampak yang Menanti
-
Krisis Kemanusiaan Baru – Pemindahan ratusan ribu warga ke Rafah akan memperburuk kepadatan dan beban logistik di wilayah itu.
-
Potensi Perang Berkepanjangan – Hamas diyakini tidak akan melepaskan Gaza City tanpa perlawanan sengit.
-
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
