bannerdiswayaward

Melunak, Iran Siap Terima Batasi Nuklir Jika Sanksi Diringankan

Melunak, Iran Siap Terima Batasi Nuklir Jika Sanksi Diringankan

AS Serang Situs Nuklir Iran, Dunia Khawatir Konflik Regional Meluas---Freepik

TEHERAN, DISWAY.ID-- Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-e-Ravanchi, menyatakan bahwa negaranya terbuka untuk menyetujui pembatasan terbatas terhadap program nuklir.

Namun pihaknya menegaskan, asalkan sanksi ekonomi terhadap Iran dicabut terlebih dahulu. Inj demi mencapai kesepakatan yang disebutnya "menang-menang".

Dalam wawancara yang dilansir oleh IRNA (agen berita pemerintah Iran), Takht-e-Ravanchi menegaskan bahwa pengayaan uranium (uranium enrichment) adalah hak yang tidak bisa ditawar.

BACA JUGA:Rusia Lancarkan Serangan Mendadak ke Ukraina Jelang KTT Trump–Putin

Namun, Iran bersedia fleksibel mengenai tingkat dan besaran pembatasannya selama ada jaminan nyata dari pihak lain.

“Jika AS bersikeras pada pengayaan nol sama sekali, maka tidak ada kesepakatan,” ujarnya.

Takht-e-Ravanchi turut menyinggung bahwa Iran hanya akan melanjutkan negosiasi jika Amerika Serikat menjamin tidak akan melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Iran.

Ia juga menyebut bahwa kompensasi kerugian akibat serangan sebelumnya dapat dibahas di masa negosiasi, tidak menjadi syarat mutlak sejak awal. 

Tekanan Eropa & Peluang Dialog Langsung

Pendekatan Iran ini muncul di tengah tekanan dari negara-negara Eropa (E3: Inggris, Prancis, Jerman) yang mendesak dimulainya kembali dialog nuklir. Di mana dengan ancaman menggunakan "snapback" untuk mengaktifkan kembali sanksi PBB jika tak ada kemajuan signifikan. 

BACA JUGA:Trump Ambil Alih Kepolisian Washington DC, Ratusan Garda Nasional Turun ke Jalan

Sementara itu, laporan terbaru menyebut Iran terbuka untuk dialog langsung dengan Amerika Serikat, namun dengan prasyarat harga diri negara mereka tetap dijaga.

Iran mengecam permintaan Washington yang meminta pengayaan uranium dihentikan sama sekali sebagai "lelucon." 

Selain itu, Iran telah melanjutkan komunikasi dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), meski kunjungan harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewan Keamanan Nasional Iran, karena kekhawatiran keamanan pasca serangan udara AS dan Israel. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads