bannerdiswayaward

Beban Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai Rp116 Triliun, KAI dan Danantara Berusaha Cari Solusi

Beban Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai Rp116 Triliun, KAI dan Danantara Berusaha Cari Solusi

Beban utang jumbo proyek prestisius ini kini mencapai USD 7,2 miliar atau sekitar Rp 116 triliun-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan.

Pasalnya, beban utang jumbo proyek prestisius ini kini mencapai USD7,2 miliar atau sekitar Rp116 triliun.

Kondisi ini membuat keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero KAI) kian tertekan, terlebih mayoritas utang tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 3,5–4 persen per tahun.

BACA JUGA:Pratama Arhan dan Azizah Salsha Diputus Cerai, Tinggal Tunggu Baca Ikrar

BACA JUGA:BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Riau Guna Cegah Karhutla

Situasi ini membuat konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), yang mayoritas sahamnya dimiliki KAI, harus membayar bunga hingga Rp2 triliun setiap tahun. 

Tak heran jika Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut proyek ini sebagai “bom waktu” yang bisa mengguncang stabilitas keuangan perusahaan.

Danantara Turun Tangan Cari Solusi

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan manajemen baru KAI, termasuk Bobby Rasyidin, untuk membahas solusi penyelesaian utang Whoosh.

“Akan kita selesaikan, termasuk skema penyelesaian masalah utang Whoosh, dalam RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) tahun ini,” ujar Dony di Jakarta, dikutip pada Senin 25 Agustus 2025.

BACA JUGA:Sun Proteksi Heritage 100 Resmi Diperkenalkan, Beri Perlindungan Hingga Usia 100 Tahun

BACA JUGA:Pengamat Soroti Aksi Revolusi Rakyat Indonesia: Minim Komando, Anak STM Rawan Ditunggangi

Meski belum merinci skema apa yang akan dipakai, Dony menegaskan bahwa Danantara tengah menjajaki langkah-langkah konkret untuk meredakan beban utang KCIC.

KAI Terhimpit, Kerugian Terus Berlanjut

Dalam laporan keuangan terbaru, anak usaha KAI yang memegang mayoritas saham KCIC, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), mencatatkan kerugian hingga Rp4,195 triliun sepanjang 2024.

Sementara pada semester I 2025, kerugian kembali bertambah Rp1,625 triliun.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads