Dongkrak Digitalisasi Komponen Otomotif, Kemenperin Jalin Kerjasama dengan JICA
selain proyek tersebut, Kemenperin juga turut menjalin sinergi bersama berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, penyedia bahan baku, hingga lembaga internasional.-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam upayanya untuk meningkatkan daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah berupaya mampu masuk ke rantai pasok industri berskala besar.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan merealisasikan kerja sama antara Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam kerja sama teknis yang bertajuk “Automotive Industry Development”.
Kerjasama ini sendiri dilaksanakan dalam sebuah proyek implementasi digitalisasi bagi sejumlah IKM komponen otomotif.
Nantinya, sebanyak delapan proyek digitalisasi berhasil diimplementasikan pada delapan IKM komponen otomotif (suppliers) dengan menggandeng enam startup teknologi yang berperan sebagai system integrators.
“Kolaborasi ini diharapkan menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi oleh lebih banyak IKM, sehingga mampu memperluas jangkauan ke industri otomotif nasional dan global,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, kepada media secara daring, pada Selasa 26 Agustus 2025.
BACA JUGA:Essay Contest Beswan Djarum: Bukti Gen Z Peka pada Isu Sosial dan Solutif
BACA JUGA:351 Pelajar Diamankan Usai Kericuhan Demo di DPR, 196 Anak Dipulangkan
Lebih lanjut, juga menambahkan bahwa selain proyek tersebut, Kemenperin juga turut menjalin sinergi bersama berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, penyedia bahan baku, hingga lembaga internasional.
“Ketika momentum itu datang, industri otomotif kami harapkan telah siap untuk terbang tinggi dengan integrasi yang lebih kuat, efisien, dan berdaya saing tinggi,” tuturnya.
Bentuk Sinergi Indonesia dan Jepang
Di sisi lain, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita mengungkapkan, proyek implementasi tersebut telah berjalan selama tiga bulan, yakni sejak 22 April 2025 sampai 31 Juli 2025.
Menurutnya, proyek ini sendiri juga merupakan bentuk dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
