Klarifikasi Deddy Sitorus Soal Video Rakyat Jelata: Itu Kerjaan Buzzer, Potong Video 1 Tahun Lalu!
Deddy Sitorus juga menyebut kalau ada yang bilang saya seolah-olah DPR itu tidak setara dengan rakyat, itu pikiran goblok. Karena seesensinya di talkshow itu bicara soal gaji-Tangkapan Layar-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Jika partai PAN dan NasDem menonaktifkan anggotanya yang melukai hati rakyat, partai PDIP justru hanya meminta maaf atas perbuatan kadernya yakni Saderestuwati dan Deddy Sitorus yang menjadi sorotan publik.
Permintaan maaf PDIP tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah setelah ramai aksi penjarahan di rumah pejabat beberapa waktu lalu.
"Saya sebagai anggota fraksi PDI Perjuangan atas nama Pak Deddy Sitorus, Ibu Sadarestuwati, sungguh-sungguh minta maaf jika kemudian ada kesalahan, kekhilafan, yang dilakukan oleh Pak Deddy dan Ibu Sadarestu, dengan segala kerendahan hati kami minta maaf," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 1 September 2025.
Said juga mengatakan pernyataan Deddy Sitorus dan sikap Sadarestuwati yang berjoget saat Sidang Tahunan menjadi pelajaran bagi partainya.
Dia meminta kesempatan agar partainya bisa menyikapi polemik tersebut.
"Menyangkut hal-hal yang seperti disebutkan tadi Pak Deddy Sitorus, Sadarestuwati, maka menurut hemat kami dari sisi fraksi PDI Perjuangan, dengan kedaulatan dan otonomi yang kami miliki berilah kesempatan DPP partai," jelas dia.
BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 3 September 2025 Lengkap Sinopsis, Nonton Film Aksi
Klarifikasi Deddy Sitorus
Masih dalam momen kekecewaan rakyat, beberapa hari ini Kembali muncul video tanggapan dari Deddy Sitorus
Dalam video yang tersebar di media sosial ini Deddy Sitorus menyebut ada buzzer yang mencoba menfitnah dirinya dengan memotong video talkshow yang diambil lebih dari 1 tahun lalu.
“Cie, cie, operasi buzzer berbiaya Rp 8 miliar buat nyerang saya, keren kalian, juga menyerang kader-kader PDIP yang lain soal joget-joget setelah selesai siding tahunan MPR. Istana joget-joget kagak ribut ya,” ujar Deddy Sitorus.
Deddy pun mengklarifikasi bahwa dalam talkshow di salah satu stasiun TV swasta itu sebenarnya sedang membicarakan soal gaji anggota DPR.
BACA JUGA:Ngerinya! 6 Kandidat dari Partai Sayap Kanan Esktremis Jerman Tewas Jelang Pemilu Lokal
“Jadi gini ada orang memotong video talkshow di MetroTV lebih dari setahun yang lalu. Keren bongkar-bongkar sampai kesana,” ungkapnya.
“Di sana video dipotong pernyataan saya seolah-olah jangan samakan DPR dengan rakyat jelata. Dia tidak memasukan video secara utuh. Sebenarnya yang terjadi adalah host bilang ini DPR sekian gajinya, bagaimana dengan rakyat jelata, dengan yang UMR,” jelas Deddy.
“Saya bilang, loh Anda kok mempertentangkan, membandingkan DPR dengan rakyat jelata atau pekerja UMR, itu kan perbandingan yang tidak setara,” tegasnya.
“Seperti misalnya Anda membandingkan gaji Jenderal dengan Prajurit, ya gak bisa sama dong. Anda membandingkan gaji Menteri dengan Cleaning Service, gak sama dong gajinya. Ini bukan soal status ya, soal gaji,” tegasnya lagi.
BACA JUGA:7 Contoh Susunan Acara Maulid Nabi 2025 di Masjid hingga Sekolah, Bisa Jadi Referensi Panitia!
“Nah saya bilang itu sesat logika, tapis ama buzzer ini motong video dibuat seolah-olah hanya pernyataan jangan samakan DPR dengan rakyat. Uh jahat banget kalian, tapi rendahan sih,” sesal Deddy Sitorus.
Deddy pun mengaku atas video pernyataan rakyat jelata ini viral, dirinya memang diserang komentar-komentar para buzzer di akun media sosial miliknya.
“Saya dihajar komen-komen buzzer di mana-mana gitu kan. MasyaAllah, ini kaya dulu orang yang memotong video Ahok.
Jadi kan kita kalua mmembandingkan sesuatu harus apple to apple, harus yang setara. Ketika Anda membandingkan gaji DPR, kan gak mungkin Anda badingkan sama tukang becak, sama buruh dengan UMR, Ini masalah gaji ya, bukan status nih, biar clear kita.
BACA JUGA:BNI Perkuat Dukungan ke UMKM Lewat Kredit Produktif dan Inovasi Digital
BACA JUGA:Pemprov DKI Bangun RS Royal Batavia Berstandar Internasional
“Kalau mau bandingkan gaji DPR sebagai pejabat dari Lembaga tinggi negara, bandingkan dong sama pejabat Lembaga tinggi negara lainnya.
“Ini kan memang provokasi yang dilakukan host pada waktu itu supaya Masyarakat oh DPR kayak gitu ya. Jadi kalau ada yang bilang saya seolah-olah DPR itu tidak setara dengan rakyat, itu pikiran goblok. Karena seesensinya di talkshow itu bicara soal gaji,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
