Ciptakan Lapangan Pekerjaan Baru, Kemenperin Gencarkan Sosialisasi KIPK

Ciptakan Lapangan Pekerjaan Baru, Kemenperin Gencarkan Sosialisasi KIPK

Ciptakan Lapangan Pekerjaan Baru, Kemenperin Gencarkan Sosialisasi KIPK-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, pergerakan industri yang dinamis telah menjadi sinyal bahwa diperlukan dukungan pembiayaan yang tepat.

Oleh karena itulah, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menghadirkan Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) dalam upaya untuk memperkuat struktur industri nasional.

BACA JUGA:Mantan Pemain Ajax Akui Sudah Lama Pantau Miliano Jonathans

BACA JUGA:Miliano Jonathans Tampil Kesetanan Lawan Taiwan, Patrick Kluivert: Saya Sudah Lama Inginkan Dia di Timnas

“Program ini menjadi tonggak penting karena memberikan akses pembiayaan dengan subsidi bunga sehingga pelaku industri padat karya bisa meningkatkan produktivitas, memperluas lapangan kerja,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, kepada media secara daring, pada Sabtu 6 September 2025.

Lebih lanjut, Menperin Agus menjelaskan bahwa program KIPK ini sendiri juga menyediakan fasilitas pinjaman mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar, dimana Pemerintah memberikan subsidi bunga atau marjin sebesar 5 persen.

Selain itu, jangka waktu pinjaman yang fleksibel hingga delapan tahun, memberi ruang bagi pelaku industri untuk melakukan ekspansi maupun modernisasi peralatan produksi dan modal kerja. 

BACA JUGA:Akun Kamu Dipilih Jadi Pemenang Saldo DANA Gratis Rp110.000, Syaratnya Selesaikan Misi di Aplikasi Penghasil Uang 2025!

BACA JUGA:Libur Panjang, Pertamina Tetap Siaga Pastikan Energi Tersalurkan ke Seluruh Indonesia

Adapun total nilai pinjaman yang dialokasikan untuk seluruh industri padat karya yang eligible mendapatkan subsidi dengan total nilai sebesar Rp 260 miliar, sekitar Rp 20 Triliun.

Gubernur Bali Tunjukkan Dukungannya

Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster juga menilai kehadiran KIPK sangat tepat waktu untuk mendukung transformasi ekonomi Bali.

Pasalnya, sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya menjadi salah satu sektor yang gencar dikembangkan di Bali seperti sektor pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit , barang dari kulit dan alas kaki, makanan dan minuman, hingga kerajinan.

Selain itu, dirinya juga menambahkan bahwa KIPK ini juga selaras dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali yang menekankan pertumbuhan berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berpijak pada kearifan lokal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads