bannerdiswayaward

IEE SERIES 2025: Sustainbility Menjadi Katalis Transformasi Industri Indonesia

IEE SERIES 2025: Sustainbility Menjadi Katalis Transformasi Industri Indonesia

Di tengah urgensi global menuju industri rendah karbon, Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025 kembali mengangkat tema “Sustainability for Industrial Transformation”.-dok disway-

BACA JUGA:Manchester United Frustrasi Ucapan 'Bodoh' Ruben Amorim, Memperburuk Ketegangan Skuad Setan Merah

BACA JUGA:Ledakan Pamulang Hancurkan Rumah Warga, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Selama pameran, berlangsung pula sejumlah diskusi industri, seperti Construction Talk bertema “Smart Building Integration and Electrical Grid: Achieving Energy Efficiency and Resilience”.

Diskusi ini membahas efisiensi energi dan otomatisasi melalui teknologi smart building, dengan narasumber dari Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI), Asia Pacific Urban Energy Association (APUEA), Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), serta Green Building Council Indonesia (GBCI).

Perbincangan menyoroti tantangan penurunan emisi global, di mana konservasi energi melalui efisiensi menjadi langkah penting selain transisi ke energi terbarukan. Salah satunya, yaitu teknologi smart grid yang memungkinkan sistem bangunan merespon kebutuhan energi dengan memanfaatkan IoT (Internet of Things), otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan komunikasi real-time (RTC).

Isu keberlanjutan seperti ini juga didiskusikan lebih lanjut pada workshop Green Product Council Indonesia (GPCI) bertajuk “HIJAU Bukan Sekadar Label: Bedah Tuntas Sertifikasi Green Label Indonesia, LCA, dan Ekonomi Sirkular”.

BACA JUGA:Budiman Sudjatmiko Bantah Terkena Reshuffle, Tegaskan Masih Fokus di BP Taskin

BACA JUGA:Terungkap: Pemain Chelsea Mykhailo Mudryk Dilarang Bermain Akibat Doping Tak Lazim, Diduga Terpapar dari 'Sapi'

Dasi Agung Ospaman, Product Rating Development Analyst GPCI, menjelaskan metodologi Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungan produk dari awal hingga akhir siklus hidupnya.

Ia menekankan bahwa LCA menjadi dasar ilmiah dalam sertifikasi Green Label Indonesia dan membantu perusahaan fokus pada area dengan dampak lingkungan terbesar.

Menambahkan, Mochamad F. Dahlan, Vice Chief Operating Officer GPCI, menekankan pentingnya paradigma ekonomi sirkular berbasis prinsip 5R (refuse, reduce, reuse, repurpose, recycle). Menurutnya, saat inilah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk beralih pada produk ramah lingkungan.

Di luar pameran teknologi, IEE Series 2025 juga bekerjasama dengan Repair Project yang mengubah sampah plastik Sungai Citarum menjadi papan tahan lama yang kemudian menjadi bahan plakat, podium panggung, hingga furnitur yang digunakan di area pameran.

Selain itu, IEE Series 2025 juga menegaskan inisiatif keberlanjutannya di industri MICE melalui kerjasamanya dengan Rappo untuk mengolah sisa materi pameran tahun sebelumnya, seperti banner, menjadi merchandise dan decking-tiles. Hal ini dicanangkan demi mengurangi sampah hasil pameran, sekaligus membangun ekosistem keberlanjutan di industri MICE.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads