IEE Series 2025 : Infrastruktur Pengisian Daya, Alat Berat EV, dan Kedaulatan Data Jadi Kunci Transformasi Industri
Memasuki hari ketiganya, pameran IEE Series 2025 kembali menunjukkan fokusnya pada berbagai inovasi yang mendorong transisi energi di Indonesia.-dok disway-
Selain lini truk EV, Indo Global Tractor menekankan daya tahan mesin hasil kolaborasi dengan Renault dan Cummins untuk lini diesel mereka, serta fitur keselamatan seperti Front Collision Warning System (FCWS) dan sistem pengereman empat lapis mulai dari service brake, parking brake, retarder, hingga exhaust brake.
BACA JUGA:Kasus Keracunan MBG Terus Berulang, BPOM Minta Pihak Sekolah Bentuk Tim Pengawasan
Kehadiran rangkaian produk ini menjadi bagian komitmen Indoglobal Tractor untuk menghadirkan solusi kendaraan tambang yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan bagi industri di Indonesia.
Pengembangan sejenis pun ditunjukkan oleh Hexindo melalui unit alat berat terbarunya ekskavator ZX550LC-7G dan ZX350LC-7G, dirancang khusus oleh Hitachi Construction Machinery (HCM) Jepang untuk industri alat berat di Indonesia.
Unit ini memiliki bucket berukuran besar yang lebih kokoh untuk menjamin produktivitas, serta dibekali dengan kekuatan dan kestabilan untuk kondisi ekstrem sehingga memungkinkan meminimalisir downtime demi meningkatkan produktivitas.
Unit ini sudah dibekali dengan mesin generasi terbaru 7G dari Hitachi dan juga ditunjang dengan sistem telematika jarak jauh Hitachi ConSite yang memungkinkan operator armada mengetahui semua kondisi pemakaian di lapangan secara real-time.
BACA JUGA:Antisipasi Keracunan Susulan, Pemkab Banggai Bangun Tenda Kesehatan di Sekolah
BACA JUGA:UI Resmi Dirikan Palestine Center, Wujud Komitmen Akademik dan Advokasi untuk Kemerdekaan Palestina
Pentingnya kemajuan ekosistem pendukung di indonesia juga digarisbawahi pada seminar berjudul “Unlocking Indonesia's E-Mobility Infrastructure: A Strategic Opportunity for Sustainable Transport” yang diadakan oleh Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI).
Perwakilan dari Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyatakan bahwa, keberhasilan adopsi kendaraan listrik (EV) sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap infrastruktur yang tersedia
"Peran stasiun pengisian dan penukaran baterai (swapping) menjadi tulang punggung adopsi massal. Konsumen menginginkan pengisian yang bisa dijangkau luas, dan cepat atau sangat cepat (fast/ultra-fast charging), bukan pengisian lambat," paparnya.
Prabowo K sebagai perwakilan dari Periklindo menyoroti perkembangan yang terjadi di China dan Eropa, dimana China telah memiliki lebih dari 2,5 juta stasiun pengisian daya publik di tahun 2024, dan jaringan IONITY di Eropa yang telah berhasil menyediakan pengisian daya ultra-fast untuk lebih dari 4,800 titik di kurang lebih 24 negara seantero Eropa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
