Patriot Muda Bangun Negeri

Patriot Muda Bangun Negeri

Program ini adalah investasi terbaik untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia. Setiap langkah para Patriot di hamparan sawah baru, setiap ide yang ditularkan kepada petani, dan setiap jejaring pasar yang dibuka, adalah mozaik indah dalam lukisan besar -Dok. Disway-

Menurut Imam, keterlibatan mahasiswa dalam program ekspedisi patriot bukan sekadar aktivitas sosial. Tetapi, implementasi langsung dari ilmu yang dipelajari di kampus.

Imam menilai bentuk nasionalisme tidak cukup hanya dengan kata-kata. Namun, harus diwujudkan dalam aksi nyata berupa inovasi dan solusi. 

Persoalan di wilayah transmigrasi Indonesia menjadi tantangan yang harus dijawab dengan kontribusi nyata. 

"Semoga TEP dapat mengembangkan sumber daya dan menyelesaikan ketimpangan pembangunan di wilayah Indonesia," ujar dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS ini.

Tim Ekspedisi Patriot ITS itu, akan diterjunkan di 33 kawasan transmigrasi yang tersebar di 17 Provinsi. Misinya mendampingi masyarakat dalam bidang teknologi, pendidikan, hingga pengembangan ekonomi lokal. 

Diharapkan, kombinasi antara ilmu, inovasi, dan semangat pengabdian dapat menjadi solusi nyata di wilayah transmigrasi.

"Harapannya, kontribusi mahasiswa, alumni, maupun dosen ITS dalam Ekspedisi Patriot ini dapat menjadi inspirasi. Sekaligus mempertegas posisi ITS sebagai kampus yang berdampak bagi negeri," harap Imam optimistis. 

Disway.id sudah berusaha melakukan komunikasi dengan ITS untuk menanyakan update hasil atau temuan selama kurang lebih 2 bulan di wilayah transmigrasi. Namun hingga laporan ini diterbitkan belum ada respons.

Sementara, Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang identik dengan almamater kuning--Universitas Indonesia (UI), mengusulkan kelapa kopra sebagai komoditas unggulan di Merauke, Papua Selatan.

Setelah dua bulan menjalankan penelitian di Kawasan Transmigrasi Salor, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, tim TEP UI berhasil menemukan sejumlah potensi ekonomi.

Ketua TEP UI, Dwi Kristianto, mengungkapkan hasil pemetaan kebutuhan masyarakat menunjukkan adanya peluang besar pada komoditas kopra. 

"Untuk mengelola kopra ini, dibutuhkan lembaga ekonomi yang bisa membuat komoditas ini bernilai ekonomis bagi masyarakat," ujar Dwi. 

Pemaparan hasil kerja itu disampaikan Dwi Kristianto langsung di hadapan Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, saat penyambutan di Bandara Mopah, Merauke, Selasa, 23 September 2025 lalu.

Tak hanya itu, selain membahas soal kopra, tim TEP UI juga mengajak Mentrans mendukung penyelenggaraan Festival Kali Maro yang dijadwalkan berlangsung 1–5 Oktober 2025 di Kampung Urumb, Distrik Semanggu.

"Saya akan men-support event tersebut dengan mengundang para influencer media sosial, untuk memperkenalkan event tersebut pada khalayak yang lebih luas," jelas Mentrans Iftitah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads