AHY: Pemerintah Tetap Dorong Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Tapi Tidak Abaikan Pemerataan

Ia berharap industri perkeretaapian nasional dapat tumbuh bersama dengan meningkatnya permintaan.

"Semangat mereaktifasi, meningkatkan kapasitas kereta api, bukan kereta cepat saja, ini juga harus dikawal bersama-sama. Dan agar industri perkereta apian ini semakin maju dan berkembang. Kita tidak hanya ingin membeli sesuatu dari luar, tapi kita juga ingin menghidupkan industri perkereta apian nasional, domestic. Kalau ada demand, pasti ada supply," terangnya.

AHY juga menyoroti pentingnya konsep pengembangan kawasan berbasis transportasi massal atau Transit Oriented Development (TOD) yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

"Kawasan-kawasan transit itu harus menjadi nilai tambah yang juga bisa mendukung stabilitas pembiayaan. Dengan pengembangan konsep TOD, dengan pengembangan kawasan, kita bisa menangkap yang namanya potensi dari land value capture," katanya.

BACA JUGA:Kejagung Tak Ambil Pusing Soal Keberatan Sandra Dewi Atas Perampasan Aset: Kami Siap!

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Agen Gas di Kebon Jeruk Jalani Rekonstruksi, 18 Adegan Diperagakan

Terakhir, ia menekankan bahwa keberlanjutan sektor perkeretaapian tidak hanya bergantung pada proyek kereta cepat saja, melainkan pada kemampuan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam mengelola seluruh jaringan rel nasional.

"Intinya KAI juga harus sehat. Karena KAI tidak hanya mengurusi kereta cepat. KAI bertanggung jawab pada sektor perkereta apian di seluruh Indonesia. Ribuan kilometer harus juga bisa kita, rel kereta api bisa berfungsi dengan baik dan passenger harus tetap nyaman menggunakan kereta api," tutup AHY.

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya saat ini masih dalam tahap perencanaan dan kajian kelayakan lanjutan, termasuk memperhitungkan aspek hukum, pembiayaan, dan keterlibatan pemerintah daerah di sepanjang jalur yang direncanakan.

Sumber: