Mengenal Co-Parenting yang Diterapkan Raisa dan Hamish Daud Pasca Gugat Cerai, Baik untuk Anak?
Setelah resmi menggugat cerai, Raisa dan Hamish Daud memilih menerapkan Co-Parenting untuk Zalina, sang buah hati-Instagram raisa6690-
JAKARTA, DISWAY.ID – Keputusan Raisa Andriana dan Hamish Daud untuk mengakhiri pernikahan mereka menjadi sorotan publik. Namun, hal yang patut diapresiasi adalah komitmen keduanya untuk tetap menjalankan peran sebagai orang tua melalui konsep co-parenting demi putri semata wayang mereka, Zalina.
Dalam pernyataan resmi perpisahan, mereka menegaskan akan terus hadir bersama sebagai co-parents terbaik.
BACA JUGA:Orangtua Terbantu Berkat Sekolah Rakyat: Anak Pemulung Bantar Gebang Siap Menggapai Cita-cita
Langkah ini dianggap sebagai pilihan yang bijaksana dan matang.
Lantas, apa sebenarnya co-parenting dan seberapa besar dampaknya bagi psikis anak pasca perceraian?
Definisi Co-Parenting
Co-parenting adalah sebuah pola pengasuhan yang dilakukan oleh kedua orang tua yang telah berpisah (bercerai) dengan cara bekerjasama secara sinergis untuk membesarkan anak.
Dalam pola asuh ini, yang berakhir hanyalah status suami-istri, sedangkan status ayah dan ibu akan tetap melekat selamanya.
BACA JUGA:Trump Puji Prabowo di KTT ASEAN: Dukungan Indonesia Bawa Masa Depan Baru bagi Timur Tengah
Menurut Iswan Saputro, M.Psi. seorang Psikolog, co-parenting adalah solusi terbaik untuk memastikan anak tetap tumbuh dengan baik meskipun kedua orang tuanya tidak lagi tinggal serumah.
"Tujuan utama dari co-parenting adalah agar anak tetap merasakan cinta dan perhatian penuh dari ayah dan ibunya. Ini tentang bekerja sama, bukan lagi tentang konflik pribadi masa lalu," jelas Iswan saat dihubungi oleh Disway.id, Minggu 26 Oktober 2025.
Kunci utama dalam keberhasilan co-parenting, khususnya yang kini sedang diupayakan Raisa dan Hamish, meliputi:
1. Komunikasi yang Sehat: Orang tua harus mampu mengesampingkan emosi dan luka pribadi, serta fokus pada komunikasi yang kooperatif dan logis terkait kebutuhan anak.
2. Konsistensi Aturan: Kedua orang tua perlu menyepakati dan menerapkan aturan, disiplin, dan jadwal pengasuhan yang konsisten. Inkonsistensi justru dapat membuat anak bingung dan merasa tertekan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: