KPK Telusuri Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, Luhut Berpotensi Diminta Keterangannya?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan tengah mengusut dugaan mark up anggaran proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh-Dok. KCIC-
Mahfud juga menyebut beban utang proyek ini membengkak hingga Rp4 triliun pada 2025. Ia menilai hal itu akibat perubahan skema pembiayaan dari tawaran Jepang dengan bunga 0,1 persen menjadi pinjaman China dengan bunga naik dari 2 persen ke 3,4 persen.
Pihak Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) melalui General Manager Corporate Secretary Eva Chairunisa, sebelumnya menegaskan kesiapannya mendukung proses hukum.
“KCIC sangat terbuka jika ada pemeriksaan dari instansi yang berwenang,” ujarnya kepada Disway.id.
Eva menambahkan, seluruh mekanisme pembiayaan selama masa konstruksi proyek telah dilakukan sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.
Meski menyoroti perbedaan biaya, Mahfud MD menegaskan dirinya mendukung langkah KPK melakukan penyelidikan.
Menurutnya, transparansi diperlukan agar publik mengetahui ke mana dana proyek triliunan rupiah itu digunakan.
Ia juga mendukung Menteri Keuangan Purbaya yang menolak beban utang proyek Whoosh ditanggung melalui APBN.
“Pemerintah harus ambil kebijakan progresif agar beban utang proyek tidak semakin meningkat,” ujar Mahfud.
BACA JUGA:Kali Ciliwung Meluap, 20 RT di Jakarta Terendam Banjir hingga 1,2 Meter Imbas Hujan Semalaman
Menariknya, meskipun proyek Whoosh disebut mengalami pembengkakan, biaya pembangunan per kilometer yang mencapai Rp780 miliar disebut masih lebih rendah dibandingkan proyek MRT Jakarta yang menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun per kilometer.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: