Kala Transjakarta Ingin Naik Tarif: Antara Subsidi, Pelayanan, dan Pukulan DBH

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengamini perlunya penyesuaian tarif untuk memangkas beban subsidi. Namun, politisi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa keputusan final akan mempertimbangkan kemampuan bayar masyarakat.

Melalui pantauan di media sosial pribadinya, Pramono menyebutkan bahwa rata-rata usulan kenaikan tarif dari netizen berkisar antara Rp5.000 hingga Rp7.000.

"Rata-rata mereka mengusulkan, ya, rata-rata, ya, mengusulkan di media saya itu antara Rp5.000 sampai Rp7.000, rata-rata," kata Pramono.

Layanan bus TransJakarta - disway.id/Cahyono-

BACA JUGA:KAI Siapkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang, Tarifnya Disubsidi

Rencana kenaikan tarif ini juga sedang dikaji secara mendalam oleh Pemprov DKI, termasuk soal respons dan kesanggupan masyarakat.

JakLingko Berbayar dan Sentilan 'Tap' Error

Tak hanya Transjakarta, usulan penerapan tarif juga muncul untuk Mikrotrans JakLingko, yang selama ini digratiskan.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, M. Taufik Zoelkifl (MTZ), mengusulkan tarif Rp2.000 per penumpang untuk menekan subsidi, asalkan tidak memberatkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Di tengah wacana kenaikan tarif, kritik keras justru datang dari Gubernur Pramono Anung terkait masalah teknis pelayanan.

Pramono menyentil Transjakarta (dan juga MRT Jakarta) karena seringnya mesin tap-in dan tap-out mengalami kendala. Masalah ini bahkan menyebabkan keluhan saldo e-Money terpotong dua kali.

Pramono meminta perbaikan sistem pembayaran ini agar menjadi secanggih di kota-kota besar dunia.

BACA JUGA:Saat Prabowo Tanggung Utang Whoosh: Jangan Panik, Bangsa Kita Kuat!

"Tapping-nya seringkali tidak berjalan dengan baik dan untuk itu saya sudah meminta kepada jajaran Transjakarta untuk memperbaiki," tegasnya.

Wuling Motors (Wuling) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) pada hari Senin 20 Oktober 2025.-dok disway-

Sumber: