Terharu Lihatnya! STY Turun Tangan, Nova Arianto Evaluasi Skuad Timnas Indonesia U-17, ET Beri Apresiasi
Nova Arianto (kiri) dan Shin Tae-yong (kanan)---Dok. Istimewa
Tentu kita berharap evaluasi dari coach Nova Arianto ini bisa langsung terlihat hasilnya di laga berikutnya.
BACA JUGA:Bukan Shin Tae-yong Lagi! Erick Thohir Siapkan 5 Sosok Misterius untuk Latih Timnas Indonesia
Suasana Ruang Ganti Timnas Indonesia U-17 Usai Lawan Zambia
Pernahkah kita membayangkan apa yang dirasakan seorang pemain berusia 17 tahun setelah menelan kekalahan pada laga debutnya di ajang sebesar Piala Dunia?.
Campuran antara rasa bersalah, kecewa, dan tekanan mental tentu sulit dihindari.
Hal itu pula yang dirasakan oleh gelandang muda Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta setelah kekalahan menyakitkan dari Zambia.
BACA JUGA:BGN-BPS Hitung Dampak Penerapan MBG Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Dalam laga tersebut, Indonesia sempat unggul lebih dulu sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 1-3.
Kekalahan itu membuat peluang Garuda Muda untuk melangkah ke babak 32 besar menjadi lebih berat.
Evandra, yang juga mencatatkan namanya di papan skor, menceritakan betapa sunyinya ruang ganti setelah peluit panjang berbunyi.
Menurutnya, tidak ada satu pun pemain yang berbicara. Semua tertunduk lesu, tenggelam dalam rasa kecewa dan kelelahan. Mereka merasa sudah memberikan segalanya di lapangan, namun hasil akhir belum berpihak.
Kesalahan kecil seperti blunder atau miskomunikasi di lini belakang terus terbayang di benak para pemain muda itu. Namun di tengah suasana duka, tim pelatih yang dipimpin Coach Nova Arianto bergerak cepat.
Nova Arianto tak ingin anak asuhnya larut terlalu lama dalam kesedihan. Ia langsung mengumpulkan para pemain dan memberikan suntikan motivasi.
Nova mengingatkan bahwa turnamen ini tidak berhenti pada satu pertandingan. Masih ada laga berikutnya yang harus mereka menangkan, termasuk partai penting melawan Brasil. “Ini baru permulaan. Kita belajar, kita bangkit, dan kita buktikan,” begitu semangat yang ditanamkan sang pelatih.
Bagi pemain muda seperti Evandra dan rekan-rekannya, pengalaman ini menjadi pelajaran mental yang sangat berharga. Di level tertinggi, tidak ada waktu untuk meratapi kegagalan. Mereka harus cepat berdiri kembali, memperbaiki diri, dan menatap laga selanjutnya dengan kepala tegak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: