Empat Tahun NasDem Jatim Kawal Pengusulan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional

SURABAYA, DISWAY - Partai NasDem menyambut bahagia keputusan pemerintah menjadikan Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional tepat di peringatan Hari pahlawan, 10 November 2025. Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Lita Machfud Arifin menyebut partainya turut memperjuangkan hal itu sejak 2021. 

Syaikhona Kholil merupakan ulama besar Madura yang selama ini dikenal sebagai guru para pendiri Nahdlatul Ulama, sekaligus peletak dasar perjuangan spiritual bangsa. DPW Partai NasDem Jawa Timur mengaku yang sejak empat tahun terakhir secara konsisten memperjuangkan pengakuan negara bagi sang ulama kharismatik tersebut.

Lita Machfud Arifin berterima kasih para pemerintah dan semua pihak yang telah mengawal proses panjang hingga gelar kehormatan tertinggi itu resmi diberikan.

"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan penghargaan ini. Gelar Pahlawan Nasional untuk Syaikhona Kholil bukan hanya bentuk penghormatan negara kepada seorang ulama besar, tetapi juga pengakuan terhadap peran pesantren dan ulama dalam membentuk karakter kebangsaan Indonesia," ujar Lita.

Menurutnya, penetapan ini sekaligus menjadi buah dari perjuangan panjang Partai NasDem yang dilakukan sejak 2021. Sejak saat itu, Partai Nasdem secara aktif mengusulkan, mengkaji, dan memperjuangkan agar nama besar Syaikhona Kholil diakui sebagai pahlawan nasional.

Lita menjelaskan, perjuangan NasDem tidak berhenti pada tataran wacana. Sejak awal, NasDem memulainya dengan kerja nyata, riset mendalam, hingga advokasi politik yang sistematis.

BACA JUGA:10 Pahlawan Nasional Baru Diumumkan, Pemerintah: Berdasarkan Kajian Sejarah dan Jejak Keteladanan

Pada Februari 2021, Fraksi Partai NasDem DPR RI secara resmi mengusulkan KH Syaichona Kholil agar dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Dalam dokumen usulan yang disampaikan ke pemerintah, NasDem menyoroti peran besar KH Kholil dalam menginspirasi gerakan kebangsaan dan pendidikan Islam di Nusantara.

Usulan ini menjadi tindak lanjut dari aspirasi masyarakat Madura, kalangan pesantren, dan tokoh agama di Jawa Timur.

Beberapa bulan setelahnya, Fraksi NasDem di DPR RI dan DPW NasDem Jawa Timur menggelar serangkaian seminar, diskusi, dan kajian ilmiah untuk memperkuat dasar historis dan akademik pengusulan.

Kajian itu melibatkan sejarawan, akademisi pesantren, hingga keluarga besar keturunan Syaikhona Kholil di Bangkalan.

Dari sinilah lahir rekomendasi ilmiah yang menjadi fondasi kuat bagi pengajuan resmi ke pemerintah.

BACA JUGA:Murni Penghormatan! Istana: Gelar Pahlawan Marsinah Tak Ada Hubungan dengan Penyelidikan Hukum 1993

Sumber: