Warga Kaget Ungkap Home Industri Deterjen Palsu di Pondok Melati, RT: Tak Pernah Kerja Bakti
KR diketahui memproduksi deterjen palsu di rumah kontrakannya di Pondok Melati, Bekasi.-Dimas Rafi-
BEKASI, DISWAY.ID — Pengungkapan home industri deterjen palsu yang dijalankan seorang pria berinisial KR mengejutkan warga Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi.
Ketua RT setempat, Kuswanto, mengaku tak pernah mengetahui bahwa KR menjalankan bisnis ilegal itu. Selama ini, ia hanya mengetahui KR bekerja di bidang sablon serta melakukan transaksi jual-beli daring menggunakan komputer.
Menurut Kuswanto, KR yang sudah hampir empat tahun tinggal di lingkungan tersebut dikenal sebagai sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi.
BACA JUGA:Ketua RT Ungkap Sosok Pelaku Deterjen Palsu di Bekasi: Tertutup dan Jarang Bersosialisasi
“Jujur, kalau kegiatan dia itu tertutup. Merasa dia sudah wah. Kalau memang dia kenal ya baik, tapi kalau sama orang yang tidak kenal dia acuh tak acuh,” ujar Kuswanto, Sabtu (15/11/2025).
KR juga disebut tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, termasuk kerja bakti rutin warga.
“Ikut kerja bakti? Nggak pernah, ya,” tegasnya.
Minimnya interaksi membuat warga kesulitan mengetahui aktivitas KR di dalam rumahnya. Yang terlihat selama ini hanyalah usaha sablon dan aktivitas komputer untuk belanja daring.
"Selama ini yang ada cuma sablon. Sama alat-alat komputer buat beli online. Untuk industri ini, kami tidak tahu,” kata Kuswanto.
Menurut catatan sementara yang diterima Ketua RT, produksi deterjen palsu itu diperkirakan baru berjalan sekitar empat bulan. Selama periode itu, tak ada tanda yang mencurigakan—baik bau menyengat, aktivitas kendaraan tidak wajar, maupun keluar-masuk barang dalam jumlah besar.
“Kalau produksi ini sekitar empat bulanan kalau tidak salah,” tambahnya.
Penggerebekan yang dilakukan Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota pada Jumat (14/11/2025) membuat warga terkejut, karena selama ini lingkungan terlihat tenang tanpa indikasi adanya industri rumahan berbahaya.
Sifat KR yang tertutup menjadi salah satu alasan aktivitas ilegal tersebut tak terdeteksi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
